
Analisis Teknikal
Tertekan di Sesi I, IHSG Sesi II Masih Cenderung Melemah
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 August 2018 12:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi I di hari ke-2 pekan ini dengan pelemahan 25 poin (-0,42%) ke 5.836. Pada sesi II, kami memperkirakan IHSG masih bergerak di zona negatif dengan kecenderungan melemah.
Pelemahan IHSG masih dipengaruhi sentimen dari dalam negeri dan juga global. Sentimen dari dalam negeri berasal dari rilis data transaksi berjalan (current account) oleh Bank Indonesia (BI), BI mengumumkan CAD kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.
Sentimen global yang paling membuat was-was berasal depresiasi mata uang Turki, lira kemarin Senin (13/8/2018) yang anjlok 6,7%, investor khawatir akan krisis ekonomi Turki yang bisa meluas ke ekonomi global.
Pagi tadi, IHSG dibuka dengan pelemahan 11 poin (-0,18%) pada level 5.850. Sektor keuangan dan konsumer turun masing-masing sebesar 0,56% dan 0,81%, memberikan sumbangan pelemahan bagi IHSG masing-masing 9 poin.
Setelah dibuka melemah (gap down), IHSG sempat menguat dan masuk ke zona positif dengan level tertinggi sesi I diraih pukul 09:27 di level 5.890 (+0,51%). Pelaku bursa mengoleksi saham-saham favorit dengan membeli di harga murah setelah pelemahan dalam.
Dikutip dari data RTI, nilai transaksi bursa sesi I ini mencapai Rp 4 triliun atau menurunan tipis dibandingkan perdagangan kemarin sebesar Rp 4,09 triliun. Adapun investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 473,97 miliar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
Pada perdagangan sesi pertama ini, penjual (seller) cenderung dominan menguasai pasar. Akhirnya, IHSG melemah dengan membentuk grafik teknikal berpola lilin hitam berputar (spinning) yang bersifat netral.
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA), IHSG masih bergerak dibawah garis rerata lima, sepuluh dan dua puluh hari (MA 5, MA 10 dan Ma 20) atau cenderung tertekan dalam jangka pendek.
Diperkuat dengan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) IHSG masih cenderung melemah karena membentuk pola persilangan mati (dead cross).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article IHSG Memerah Di Sesi Pagi, Sesi II Terbuka Peluang Menguat
Pelemahan IHSG masih dipengaruhi sentimen dari dalam negeri dan juga global. Sentimen dari dalam negeri berasal dari rilis data transaksi berjalan (current account) oleh Bank Indonesia (BI), BI mengumumkan CAD kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.
Setelah dibuka melemah (gap down), IHSG sempat menguat dan masuk ke zona positif dengan level tertinggi sesi I diraih pukul 09:27 di level 5.890 (+0,51%). Pelaku bursa mengoleksi saham-saham favorit dengan membeli di harga murah setelah pelemahan dalam.
Dikutip dari data RTI, nilai transaksi bursa sesi I ini mencapai Rp 4 triliun atau menurunan tipis dibandingkan perdagangan kemarin sebesar Rp 4,09 triliun. Adapun investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 473,97 miliar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
![]() |
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA), IHSG masih bergerak dibawah garis rerata lima, sepuluh dan dua puluh hari (MA 5, MA 10 dan Ma 20) atau cenderung tertekan dalam jangka pendek.
Diperkuat dengan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) IHSG masih cenderung melemah karena membentuk pola persilangan mati (dead cross).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article IHSG Memerah Di Sesi Pagi, Sesi II Terbuka Peluang Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular