
Analisis Teknikal
Global Kondusif, Reli IHSG Berpotensi Berlanjut Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 September 2018 12:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang reda direspons positif bursa-bursa Asia termasuk bursa domestik, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 29 poin (+0,5%) di level 5.888 pada perdagangan sesi I. Penguatan tersebut secara teknikal berpotensi berlanjut pada sesi II.
Dari nilai perdagangan saham tercatat mencapai Rp 2,4 triliun, dengan investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 42 miliar di pasar reguler.
Penguatan indeks acuan bursa nasional tersebut sudah terlihat ketika dibuka naik 12 poin (+0,22%), yang kemudian bertambah ke level 5.894 (+0,63%) pada pukul 09:05 WIB, yang sekaligus menjadi titik tertingginya siang ini.
Meredanya perang dagang memberikan sentimen positif bagi bursa-bursa Asia. Mengutip dua orang sumber di lingkaran pemerintahan AS, Mnuchin sebagaimana diberitakan Reuters telah mengirimkan undangan ke sejumlah pejabat tinggi China termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He.
Pertemuan akan digelar dalam beberapa pekan ke depan, di lokasi yang masih akan ditentukan.
Sentimen lainnya adalah Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat laju inflasi sebesar 0,2% secara bulanan (month-to-month/MTM) pada Agustus. Ini terhitung lebih lambat dari konsensus Reuters yaitu 0,3%.
Secara tahunan (year-on-year/YoY), inflasi tercatat sebesar 2,7% pada bulan lalu. Pencapaian ini melambat dibandingkan Juli yang sebesar 2,9%.
Akibatnya, rencana tambahan kenaikan suku bunga oleh the Fed sebanyak 2 kali pada tahun ini sedikit mengendur, dan membagikan berkah baik bagi rupiah dan mata uang Asia lainnya, dengan mencatatkan sedikit penguatan.
Hingga pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.827 di pasar spot. Rupiah menguat 0,05% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Pada sesi II, kami memprediksi IHSG akan cenderung menguat meski terbatas, mengingat terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) yang memberikan sinyal penguatan lanjutan.
Indeks masih dalam posisi cenderung menguat berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA), karena bergerak diatas garis rerata selama 5 hari (MA 5).
Adapun level penghalang (resistance) kenaikan indeks hari ini berada di level 5.909, Sedangkan level penopang (support) jika indeks turun berada pada 5.799, berdasarkan alat (tools) fibonacci retracement pada grafik teknikal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Amerika Akan Bertemu China, Mampukah IHSG Menguat?
(ags/ags) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Dari nilai perdagangan saham tercatat mencapai Rp 2,4 triliun, dengan investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 42 miliar di pasar reguler.
Penguatan indeks acuan bursa nasional tersebut sudah terlihat ketika dibuka naik 12 poin (+0,22%), yang kemudian bertambah ke level 5.894 (+0,63%) pada pukul 09:05 WIB, yang sekaligus menjadi titik tertingginya siang ini.
Meredanya perang dagang memberikan sentimen positif bagi bursa-bursa Asia. Mengutip dua orang sumber di lingkaran pemerintahan AS, Mnuchin sebagaimana diberitakan Reuters telah mengirimkan undangan ke sejumlah pejabat tinggi China termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He.
Sentimen lainnya adalah Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat laju inflasi sebesar 0,2% secara bulanan (month-to-month/MTM) pada Agustus. Ini terhitung lebih lambat dari konsensus Reuters yaitu 0,3%.
Secara tahunan (year-on-year/YoY), inflasi tercatat sebesar 2,7% pada bulan lalu. Pencapaian ini melambat dibandingkan Juli yang sebesar 2,9%.
Akibatnya, rencana tambahan kenaikan suku bunga oleh the Fed sebanyak 2 kali pada tahun ini sedikit mengendur, dan membagikan berkah baik bagi rupiah dan mata uang Asia lainnya, dengan mencatatkan sedikit penguatan.
Hingga pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.827 di pasar spot. Rupiah menguat 0,05% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Pada sesi II, kami memprediksi IHSG akan cenderung menguat meski terbatas, mengingat terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) yang memberikan sinyal penguatan lanjutan.
Indeks masih dalam posisi cenderung menguat berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA), karena bergerak diatas garis rerata selama 5 hari (MA 5).
Adapun level penghalang (resistance) kenaikan indeks hari ini berada di level 5.909, Sedangkan level penopang (support) jika indeks turun berada pada 5.799, berdasarkan alat (tools) fibonacci retracement pada grafik teknikal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Amerika Akan Bertemu China, Mampukah IHSG Menguat?
(ags/ags) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular