Inflasi Juli Dekati 16%, Turki Kembali Naikkan Suku Bunga?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 August 2018 19:51
Pekan lalu, bank sentral Turki sempat menahan suku bunga acuan yang dianggap sebagai kebijakan yang membingungkan.
Foto: REUTERS/Goran Tomasevic
Ankara, CNBC Indonesia - Inflasi Turki kembali mendaki. Menurut data resmi pemerintah, inflasi Juli 2018 sudah mendekati 16% yang akan memberikan tekanan pada bank sentral menaikkan suku bunga.

Infkasi Turki meroket ke 15,85% pada bulan Juli, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 15,39%, menurut kantor statistik Turki.

 Meskipun mencapai rekor tinggi baru sejak akhir 2003, angka itu tetap lebih rendah dari konsensus Bloomberg yang sebesar 16,4%.
 
Kenaikan tahunan tertinggi dalam sebulan terjadi di sektor transportasi, naik 24,21%, sementara harga makanan dan minuman non-alkohol naik 19,40% setiap tahun.
 
Mata uang Lira Turki mengalami tekanan berat setelah bank sentral memberikan sinyal membingungkan bagi banyak ekonom dengan mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan 24 Juli lalu meskipun inflasi tinggi.
 
Nilai tukar lira Lira kemudian anjlok banyak karena Amerika Serikat mengenakan sanksi pada menteri Turki atas penahanan panjang seorang pendeta AS di provinsi Izmir di Izmir, dilansir dari AFP.
 
 Bank sentral menaikkan perkiraan inflasi untuk 2018 menjadi 13,4% pada hari Selasa, naik dari 8,4% pada bulan April.
 
William Jackson, kepala ekonom negara berkembang di Capital Economics yang berbasis di London, mengatakan data inflasi membuat negara "lebih sulit untuk membenarkan keputusan bank sentral pekan lalu mempertahankan suku bunga."
 
Jackson memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan 7 day repo rate 200 basis poin selama beberapa bulan mendatang, menjadi 19,75%.
 
Tapi Berat Albayrak, menteri keuangan baru yang juga menantu Presiden Recep Tayyip Erdogan, mengatakan 'tujuan nomor satu' pemerintah adalah untuk menekan inflasi dan suku bunga.
 
Erdogan mengatakan suku bunga adalah "ibu dan ayah dari semua kejahatan", mendesak tingkat bunga yang lebih rendah untuk membantu mengurangi inflasi dua digit, posisi yang muncul dalam menghadapi ortodoksi ekonomi.
 
"Kami akan memperoleh inflasi satu digit pada 2019," kata Albayrak kepada penyiar NTV pada hari Jumat (3/8/2018).
 
Ekonom kepala QNB Finansbank yang berbasis di Istanbul, Gokce Celik, memperkirakan inflasi akhir tahun akan mencapai 16,2%, meningkatkan prediksi sebelumnya yang sebesar 15,5%.



(roy) Next Article Erdogan Terima Tekanan Baru: Inflasi 15% Pertama Sejak 2003

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular