
Internasional
Bank Sentral Tahan Suku Bunga, Mata Uang Turki Anjlok 3,5%
Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 July 2018 19:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Bank Sentral Turki yang melawan ekspektasi pasar dengan menahan suku bunga acuan membuat mata uang Turki Lira anjlok dalam.
Setelah pengumuman tersebut nilai tukar Lira anjlok 3,5% menjadi 4,9 lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Anjloknya mata uang Turki ini menandakan kekecewaan investor terhadap keputusan tersebut.
Mengutip AFP, Bank Sentral menyatakan mempertahankan suku bunga 7 days reverse repo rate dikisaran 17,75% meskipun ada permintaan dari para ekonom menaikkan suku bunga.
"Kebijakan moneter ketat akan tetap dipertahankan sampai prospek inflasi menunjukkan perbaikan yang signifikan," ujar Bank Sentral Turki dalam keterengan resmi, Selasa (24/7/2018).
Pasar memang berharap Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuan untuk menjangkar inflasi yang sudah naik tinggi. Pada Juni lalu, inflasi Turki mencapai 15,39% merupakan level tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Para ekonom memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan 0,75% hingga 1,5%.
Pada pemilihan umum (pemilu) 24 Juni 2018, Presiden Recep Tayyip Erdogan berhasil mempertahankan kekuasaan sebagai orang nomor satu di Turki.
Namun kemenangan ini menimbulkan kecemasan karena dalam kampanyenya Erdogan berjanji untuk menurunkan suku bunga acuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pasar juga merespons negatif keputusan Erdogan mengangkat menantunya, mantan menteri energi, Berat Albayrak sebagai menteri keuangan Turki.
(roy/dru) Next Article Inflasi Meroket, Bank Sentral Turki Justru Tahan Bunga Acuan
Setelah pengumuman tersebut nilai tukar Lira anjlok 3,5% menjadi 4,9 lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Anjloknya mata uang Turki ini menandakan kekecewaan investor terhadap keputusan tersebut.
Pasar memang berharap Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga acuan untuk menjangkar inflasi yang sudah naik tinggi. Pada Juni lalu, inflasi Turki mencapai 15,39% merupakan level tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Para ekonom memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan 0,75% hingga 1,5%.
Pada pemilihan umum (pemilu) 24 Juni 2018, Presiden Recep Tayyip Erdogan berhasil mempertahankan kekuasaan sebagai orang nomor satu di Turki.
Namun kemenangan ini menimbulkan kecemasan karena dalam kampanyenya Erdogan berjanji untuk menurunkan suku bunga acuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pasar juga merespons negatif keputusan Erdogan mengangkat menantunya, mantan menteri energi, Berat Albayrak sebagai menteri keuangan Turki.
(roy/dru) Next Article Inflasi Meroket, Bank Sentral Turki Justru Tahan Bunga Acuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular