Inflasi Meroket, Bank Sentral Turki Justru Tahan Bunga Acuan

Istanbul, CNBC Indonesia - Bank sentral Turki memutuskan mempertahankan suku bunga kebijakannya hari Selasa (24/7/2018), melawan perkiraan pasar yang ingin kenaikan suku bunga setelah angka inflasi menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun terakhir di Juni.

Langkah menahan suku bunga itu sepertinya akan semakin meresahkan investor yang telah cemas akan arah kebijakan moneter bank sentral.

Pilihan Redaksi Erdogan Bilang Bunga Acuan Akan Turun, Lira Turki Anjlok 5% Menkeu Baru Turki Janji Turunkan Inflasi, Lira Menguat 2% Daftar Negara dengan Kurs Paling Jeblok

Bank sentral menahan suku bunga 7 day reverse repo di level 17,75%. Sebanyak 15 dari 16 ekonom yang disurvei Reuters telah memperkirakan kenaikan bunga sebesar 100 hingga 125 basis poin (bps).

Lira Turki yang telah kehilangan lebih dari 20% nilainya sepanjang tahun ini melemah menjadi 4,91 lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah keputusan itu diumumkan dari posisi sebelumnya 7,76 lira, Reuters melaporkan.

Mata uang tersebut telah babak-belur oleh kekhawatiran campur tangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap kebijakan moneter setelah ia kembali memenangkan kekuasaan eksekutif di negara itu di Juni. Selain itu, investor juga mencemaskan kemampuan bank sentral dalam mengatasi inflasi.

Inflasi mencapai level tertingginya dalam 14 tahun di Juni pada kisaran 15,39% karena pelemahan lira membuat harga makanan dan barang serta jasa lainnya naik.

Bank sentral telah menaikkan suku bunganya hingga 500 bps sejak akhir April sebagai upaya untuk mendukung lira. Erdogan, yang sangat ingin melihat suku bunga yang rendah untuk mendorong pertumbuhan kredit dan pembangunan, telah membuat investor tak tenang akibat seruannya untuk menurunkan suku bunga.

Ia telah menunjuk menantunya Berat Albayrak sebagai menteri keuangan dan keputusan itu membuat proyeksi kebijakan moneter Turki semakin kelam.



(roy) Next Article Lira Anjlok, Bank Sentral Turki Naikkan Bunga 300 Basis Poin