
Fokus Investor
BEI Rilis Daftar LQ-45 Terbaru, RUPS AISA Berlangsung Ricuh
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
30 July 2018 08:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari Jumat pekan lalu sebesar 0,72% ke level 5.989,14. Selama sepekan, IHSG menguat 1,98% dan dalam sebulan terakhir sebesar 3,27%.
Seiring dengan penguatan IHSG tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga ditutup menguat pada Jumat (27/7/2018). US$1 di pasar spot ditutup di Rp 14.415. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan penutupan perdagangan hari Kamis.
Berikut adalah rangkumannya.
1. Presiden Siapkan Aksi Penyelamatan RupiahPresiden Joko Widodo tengah menyiapkan strategi khusus untuk menjaga nilai tukar rupiah yang terus merosot. Adapun strategi tersebut adalah dengan memperbaiki neraca dagang dan mengembangkan pariwisata.
Selain itu, Joko Widodo juga meminta menteri keuangan dan menteri terkait lainnya untuk mengkaji ulang pembangunan infrastruktur besar guna menekan impor. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat menjaga nilai tukar rupiah yang belakangan terus melemah karena tingginya impor dari sektor infrastruktur.
2. Bursa Efek Indonesia Rilis Daftar LQ-45 TerbaruBursa Efek Indonesia (BEI) mengelurkan lima saham dari anggota indeks LQ-45 atau indeks 45 saham likuid di bursa. Perusahaan milik dua pengusaha besar Indonesia, yakni Benny Tjokrosaputro dan Hary Tanoedibjo, ada di antara saham yang terdepak itu.
Lima saham yang dikeluarkan dari indeks LQ45 antara lain PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Hanson Internasional Tbk (MYRX), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).
Bersamaan dengan itu, BEI menambahkan lima saham baru ke dalam indeks tersebut, yakni PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
3. Asosiasi Emiten Indonesia Minta Pungutan OJK Dikaji UlangAsosiasi Emiten Indonesia (AEI) mengharapkan pemerintah kembali melakukan review atas sejumlah pungutan yang dikenakan kepada emiten lantaran biaya ini dianggap memberatkan. Sejak Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2014 tersebut dirilis, sebagian besar emiten sudah menunjukkan keberatannya atas pengenaan biaya tersebut.
Pada dasarnya, pungutan yang dikenakan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional OJK selama satu tahun penuh. Hal ini dikarenakan lembaga yang didirikan awal 2013 sudah tak mendapatkan kucuran dana lagi dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
4. Kisruh RUPST AISAPT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang terdiri dari empat agenda, di antaranya persetujuan laporan keuangan dan pergantian direksi atau komisaris. Namun di tengah RUPST tersebut, salah satu pemegang saham, yakni pihak KKR, mengajukan pergantian direktur utama. Hal inilah yang memicu aksi walk-out direktur utama Tiga Pilar, yakni Joko Mogoginta.
5. Laba Bersih ASII Naik 11%
PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba bersih Rp 10,38 triliun. Angka ini naik 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,34 triliun.
Laba bersih ASII meningkat pada semester pertama 2018, hal ini terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari bisnis alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan Grup, yang melebihi dari yang dapat diimbangi oleh pelemahan kontribusi dari kegiatan operasional agribisnis dan infrastruktur.
6. Laba Bersih BBCA Naik 8,48%PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 8,4% sepanjang semester I-2018 menjadi Rp 11,4 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 10,5 triliun.
Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang meningkat 7,6% menjadi Rp 29,5 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional BBCA senilai Rp 27,4 triliun.
7. Pantau Laporan Keuangan EmitenSejumlah emiten berencana melaporkan kinerja keuangannya hari ini. Adapun emiten tersebut adalah BSDE, CTRA, SMRA, EXCL, ISAT, INTP, UNVR, INKP dan ERAA.
(prm) Next Article Saham Benny Tjokro dan Hary Tanoe Keluar dari Daftar LQ45
Seiring dengan penguatan IHSG tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga ditutup menguat pada Jumat (27/7/2018). US$1 di pasar spot ditutup di Rp 14.415. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan penutupan perdagangan hari Kamis.
Di tengah penguatan kedua indikator tersebut, ada sejumlah peristiwa yang patut menjadi perhatian investor dan secara tidak langsung juga berdampak pada IHSG dan nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir. Selain itu, ada beberapa hal yang patut diperhatikan investor pada hari ini, Senin (30/7/2018).
Berikut adalah rangkumannya.
Selain itu, Joko Widodo juga meminta menteri keuangan dan menteri terkait lainnya untuk mengkaji ulang pembangunan infrastruktur besar guna menekan impor. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat menjaga nilai tukar rupiah yang belakangan terus melemah karena tingginya impor dari sektor infrastruktur.
2. Bursa Efek Indonesia Rilis Daftar LQ-45 Terbaru
Lima saham yang dikeluarkan dari indeks LQ45 antara lain PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Hanson Internasional Tbk (MYRX), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).
Bersamaan dengan itu, BEI menambahkan lima saham baru ke dalam indeks tersebut, yakni PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
3. Asosiasi Emiten Indonesia Minta Pungutan OJK Dikaji Ulang
Pada dasarnya, pungutan yang dikenakan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional OJK selama satu tahun penuh. Hal ini dikarenakan lembaga yang didirikan awal 2013 sudah tak mendapatkan kucuran dana lagi dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
4. Kisruh RUPST AISA
5. Laba Bersih ASII Naik 11%
PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba bersih Rp 10,38 triliun. Angka ini naik 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,34 triliun.
Laba bersih ASII meningkat pada semester pertama 2018, hal ini terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari bisnis alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan Grup, yang melebihi dari yang dapat diimbangi oleh pelemahan kontribusi dari kegiatan operasional agribisnis dan infrastruktur.
6. Laba Bersih BBCA Naik 8,48%
Kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang meningkat 7,6% menjadi Rp 29,5 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional BBCA senilai Rp 27,4 triliun.
7. Pantau Laporan Keuangan Emiten
(prm) Next Article Saham Benny Tjokro dan Hary Tanoe Keluar dari Daftar LQ45
Most Popular