Internasional

Hindari Dampak Negatif Sanksi Iran, AS-Jepang Buka Diskusi

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
27 June 2018 17:26
Jepang adalah salah satu konsumen terbesar minyak Iran di antara pembeli Asia, termasuk China, Korea Selatan, dan India.
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang menganalisis dampak sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, yang bertujuan untuk menghentikan ekspor minyak Teheran ke pasar, dan akan berdiskusi dengan Washington serta negara-negara lainnya guna menghindari dampak negatif sanksi itu ke perusahaan-perusahaan Jepang, kata Juru Bicara Pemerintah hari Rabu (27/6/2018).

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga berkata dalam konferensi pers bahwa Jepang dan AS berdiskusi tentang sanksi terhadap Iran, tetapi menolak untuk mengungkapkan rinciannya.

Melansir CNBC International, ia berkata Tokyo juga berkomunikasi dengan Iran.

AS telah meminta negara-negara untuk memangkas semua impor minyak dari Iran sedari bulan November dan kemungkinan tidak menawarkan pengecualian apapun, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS hari Selasa (26/6/2018) saat pemerintah Trump meningkatkan tekanan ke sekutu-sekutunya guna memotong pendanaan ke Iran.

Iran adalah pengekspor terbesar ketiga di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan Jepang adalah salah satu konsumen terbesar di antara pembeli Asia, termasuk China, Korea Selatan, dan India.

Selama putaran sanksi terakhir yang berakhir di tahun 2016, beberapa negara Asia menerima pengecualian dari Washington sehingga mereka diperbolehkan terus membeli minyak dengan jumlah terbatas dari Iran.


Kali ini, saat mengumumkan sanksi terbaru di bulan Mei, Washington mengisyaratkan tidak mau memberikan pengecualian. Pembeli dari Jepang, Korea Selatan, dan India pun mulai menarik kembali pembelian dari Iran.

Harga minyak tidak bereaksi kuat terhadap tindakan Washington untuk semakin tegas memangkas ekspor Iran karena telah lama diprediksi.

"Taktik yang semakin agresif dari pemerintahan Trump kemungkinan berarti Jepang dan Korea Selatan akan bergerak lebih cepat untuk mengosongkan impor mereka [dari Iran] juga. Di sisi lain, China, India, dan Turki kemungkinan akan menolak pemangkasan impor secara signifikan di bulan November," kata konsultan risiko politik Eurasia Group dalam sebuah catatan.

Pengiriman minyak Iran ke Jepang dan Korea Selatan naik setelah sanksi terhadap Teheran dicabut tahun 2016, tetapi memuncak menjadi 700.000 barel per hari di akhir tahun 2016 dan anjlok menjadi sekitar 200.000 bpd, menurut data pengiriman yang ditunjukkan Thomson Reuters Eikon.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mempertimbangkan rencana mengunjungi Iran pada bulan Juli guna berbicara dengan Presiden Hassan Rouhani, menurut pemberitaan Kyodo News di tanggal 21 Juni dengan mengutip sumber-sumber pemerintah Jepang yang tidak disebutkan.
(prm) Next Article Diancam AS, Jepang Akan Hentikan Impor Minyak dari Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular