Pasar Cemaskan Situasi di Libya dan Iran, Harga Minyak Naik

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
27 June 2018 09:42
Kenaikan ini didorong oleh potensi berkurangnya pasokan dari berbagai negara.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Kenaikan ini didorong oleh potensi berkurangnya pasokan dari berbagai negara.

Pada Rabu (27/6/2018) pukul 08:55 WIB, harga minyak jenis light sweet naik 0,27%. Sementara harga minyak jenis brent naik 0,20%. Secara year-to-date (YTD), harga minyak light sweet telah naik hingga 17,14%, dan brent naik 14,87%. 

Reuters

Dari Libya, gangguan pasokan berasal dari pertikaian pemerintah dengan pemberontak. Pasukan Libya National Army (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar, yang menguasai wilayah timur Libya, telah menyerahkan penguasaan pelabuhan minyak kepada perusahaan minyak separatis National Oil Corporation (NOC) yang berbasis di Benghazi. Perusahaan milik negara resmi yang berbasis di Tripoli, juga dinamakan NOC, tidak akan diizinkan lagi untuk ikut campur mengelola minyak di wilayah timur.

Hal itu disampaikan oleh juru bicara LNA, Ahmed Mismari, yang berbicara di salah satu stasiun TV di Libya. Dia menegaskan tidak ada kapal tanker yang bisa berlabuh di pelabuhan Libya Timur tanpa izin dari entitas NOC yang berbasis di Benghazi, seperti dikutip dari Reuters.

Pasokan minyak dari Libya cukup signifikan di pasar dunia. D
ata US Energy Information Centre (US-EIA) 2017, cadangan minyak Libya adalah yang terbesar ke-9 dunia dengan perkiraan mencapai 74 milliar barel. Angka ini bahkan melebihi cadangan minyak Amerika Serikat (AS) yang hanya 39 milliar barel. 

Investor juga mencemaskan berkurangnya pasokan minyak dari Iran. Mengutip Reuters, seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden Donald Trump menyebutkan Washington ingin agar negara-negara sekutunya, termasuk China dan India, untuk menghentikan impor minyak dari Negeri Persia mulai November. Tujuannya adalah agar akses pendanaan bagi Teheran semakin terbatas. 

"Kami meminta mereka untuk menuju nol (impor minyak dari Iran). Kami akan mengisolasi sumber-sumber dana bagi Iran dan kami akan tunjukan aksi jahat mereka di berbagai negara," tegas sang pejabat. 

AS rencananya akan kembali mengenakan sanksi kepada Iran pada 4 November. Menurut sumber tersebut, Gedung Putih akan mengirim utusan ke Timur Tengah pekan depan untuk memastikan pasokan minyak dunia tetap aman setelah pasokan dari Iran diputus.  

Kabar tersebut tetap membuat pasar menyangsikan pasokan minyak dunia jika produksi dari Iran benar-benar tidak bisa masuk ke pasar. Kekhawatiran kekurangan produksi membuat harga minyak terkerek ke atas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Harga Minyak Turun (Lagi)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular