Harga Minyak Melesat, karena AS Jadi Juru Runding Rusia-Arab?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 April 2020 10:16
Diplomasi AS tersebut membuat harga minyak melambung di perdagangan Asia.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Intervensi Amerika Serikat untuk mengakhiri perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia di tengah pandemi corona menjadi harapan baru. Diplomasi AS tersebut membuat harga minyak melambung di perdagangan Asia.

Namun para analis mengatakan bahwa kenaikan tersebut akan terbatas saat permintaan berjuang akibat dilakukannya penutupan bisnis, transportasi perjalanan udara, dan jarak sosial (social distancing) yang diberlakukan untuk menekan angka penyebaran wabah corona.

"Harga minyak lebih tinggi di tengah berita bahwa Presiden AS Trump akan mengadakan diskusi meja bundar dengan para eksekutif minyak terkemuka negara itu," kata ahli strategi pasar global AxiCorp, Stephen Innes, dikutip dari AFP.


Pertemuan itu "mungkin akan membahas kemungkinan langkah-langkah pembatasan produksi terkoordinasi dalam upaya membeli waktu untuk industri serpih AS yang sedang berjuang," katanya dalam sebuah catatan.

Innes mengatakan bahwa Trump "mengakui masalah dalam patch minyak sangat penting" karena ia dapat berperan dalam menyelesaikan perang harga yang telah menyebabkan melimpahnya pasokan.

Di perdagangan Asia pada Kamis (2/4/2020) pagi waktu setempat ini, patokan US West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan naik 3,25% ke level harga US$ 20,97 (Rp 353 ribu) per barel. Sementara harga minyak mentah Brent naik 3,8% menjadi US$ 25,68 (Rp 433 ribu) per barel.

Sebelumnya, harga kedua jenis minyak tersebut sempat jatuh ke level terendah dalam 18 tahun terakhir, tepatnya pada Senin, 30 Maret dengan WTI yang sempat turun di bawah US$ 20 (Rp 337 ribu) per barel.


Sebagai eksportir minyak mentah terbesar dunia, Arab Saudi pada Rabu (1/4/2020) meningkatkan perang harga dengan Rusia, serta meningkatkan pasokan minyak mentah di pasaran dunia dengan jumlah yang mencapai rekor.

Perusahaan nasional Saudi Aramco sempat menawarkan 18,8 juta barel dalam satu hari meskipun ada tekanan dari Washington.

ANZ Bank mengatakan kenaikan harga minyak mentah AS juga didukung oleh laporan bahwa departemen energi negara Paman Sam mungkin menyewakan ruang dalam cadangan minyak darurat negara itu kepada produsen lokal. "Ini akan membantu pengebor menyimpan minyak mentah berlebih," tulis keterangan ANZ Bank.


[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular