Internasional

AS Naikkan Suku Bunga, Permintaan Emas Anjlok 7%

Roy Franedya, CNBC Indonesia
03 May 2018 16:46
Menurut laporan terbaru World Gold Council permintaan emas di seluruh dunia pada kuartal I-2018 mencapai 973,5 ton, turun 7%
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan emas melemah dan jadi permintaan terlemah pada kuartal pertama sejak krisis keuangan global, karena potensi kenaikan suku bunga yang menyebabkan investor untuk mengejar imbal hasil yang lebih tinggi pada instrumen investasi lainnya.

Menurut laporan terbaru World Gold Council permintaan emas di seluruh dunia pada kuartal I-2018 mencapai 973,5 ton, turun 7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kemerosotan permintaan pada logam mulia ini bertepatan dengan harga yang tertahan pada kisaran sempit pada setiap kuartalan dalam satu dekade terakhir.

Mengutip CNBC International, kelompok perdagangan yang mewakili komoditas ini menyalahkan kejatuhan permintaan investasi emas batangan sebesar 15% menjadi 254,9 ton karena investor di Amerika Serikat (AS), China dan Jerman menahan diri untuk membeli logam kuning ini.

Sementara itu, hanya 32,4 ton emas menjadi produk bursa berjangka pada kuartal I-2018. Angka ini turun dua pertiga jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.


Konsumsi perhiasan juga merosot pada awal 2018, penurunannya hingga 1%. India, negara konsumen perhiasan terbesar kedua setelah China, melaporkan konsumsi perhiasan terlemah sejak 2008, jatuh 12% (yoy) menjadi 87,7 ton.

Pada kuartal I-2017, permintaan emas melonjak tinggi karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik. emas dianggap sebagai aset safe-haven. Baru-baru ini, logam mulia ini telah diperdagangkan dikisaran sempit US$1.300/ounce hingga US$1.350/ounce karena investor tampaknya tidak memiliki sentimen yang jelas.

Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi $ 1,308,54/ounce pada Kamis pagi (3/5/2018), menjelang negosiasi AS-China untuk perang dagang.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin siap untuk bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Kamis, di tengah ketegangan perdagangan yang antara Washington dan Beijing.



(roy/dru) Next Article 'Kilau' Harga Emas Terus Meredup Sejak Awal 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular