
Internasional
Analis: Produksi iPhone X Mungkin Distop Tahun Ini
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 April 2018 10:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi Ponsel iPhone X Apple kemungkinan akan dihentikan tahun ini jika pendapatan dari salah satu penyuplai unggul perusahaan ini seperti sebelumnya, menurut seorang analis.
Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) yang merupakan perusahaan penghasil semiconductor terbesar di dunia merevisi target pendapatan tahunannya ke titik terendah dari proyeksi. Saham perusahaan itu ditutup terkoreksi 6,3% pada hari Jumat (20/4/2018).
Salah satu kekhawatiran terbesar Neil Campling, kepala sebuah grup tematik global yang berfokus pada teknologi di Mirabaud Securities, adalah kelebihan kapasitas chip. Jumlahnya "belum pernah lebih tinggi", menurut catatan Campling untuk kliennya di hari Kamis (19/4/2018), dilansir dari CNBC Internasional. Perusahaannya telah mencatat data inventaris di TSMC selama satu dekade.
Situasi yang sedang dialami produsen chip itu bisa membuat investor mencemaskan AMS, penyuplai kunci dari teknologi perasa 3-D di iPhone X Apple. Sensor 3-D adalah kunci untuk fitur Face ID yang membuat pengguna bisa membuka perangkat hanya dengan melihatnya saja.
Rekor tingkat inventaris TSMC disebabkan karena Apple tidak membeli komponen untuk model iPhone X ke depannya. Hal itu memberi isyarat tentang produksi gawai yang akan dihentikan tahun ini, kata Crampling.
"Dengan penurunan pemesanan iPhone X dan masalah inventaris di TSMC yang menyentuh rekor tertinggi, sebenarnya mencerminkan perlunya peleburan inventaris. Mengapa? Karena iPhone X mati," tulis Campling dalam catatannya.
"Masalah sederhana pada [iPhone] X adalah [ponsel] itu terlalu mahal," kata Campling kepada CNBC Internasional lewat sambungan telepon hari Jumat (20/4/2018). Dia membicarakan tentang harga US$999 (Rp 13 juta) yang dibandrol untuk ponsel itu. "Konsumen beralih dari ponsel mahal."
Ia mengklarifikasi bahwa segala inventaris lama dari model iPhone X tetap akan dijual, tapi tidak akan ada model baru yang diproduksi.
Apple belum memberi tanggapan terkait kabar ini.
Ponsel iPhone X memasuki pasar dengan susah payah. Pemasarannya tertunda setelah diumumkan tahun lalu. Laporan terbaru dari Nikkei juga menunjukkan Apple telah memangkas target produksi ponsel tersebut.
Menindaklanjuti hasil dari TSMC, sejumlah analis memperingatkan penjualan iPhone di kuartal pertama bisa lebih rendah dari ekspektasi.
Di bulan Januari, seorang analis terkemuka tentang Apple di KGI Securities bernama Ming-Chi Kuo mengatakan iPhone X bisa dibatalkan pada musim panas. Campling memprediksi Apple akan mengeluarkan sejumlah model iPhone baru. Model ponselnya bisa jadi dijual lebih murah dengan kisaran harga US$500, dan ada juga model yang memiliki slot kartu SIM ganda yang menjadi pilihan populer untuk bisnis dan pasar Asia.
Model iPhone baru lainnya bisa juga mempertahankan faktor bentuk iPhone X, tapi dijual dengan harga lebih murah.
Sementara itu, akhir tahun lalu Kuo berpendapat Apple akan meluncurkan tiga iPhone baru di tahun 2018 dengan fitur yang serupa dengan ekspektasi Campling.
Pendapatan AMS anjlok
Campling mengatakan pembatalan apapun tentang iPhone X akan memberi dampak besar ke AMS. Produsen chip itu bisa mengalami penurunan pendapatan per kuartal sebesar 35% di kuartal kedua, atau lebih buruk dibandingkan prediksi penurunan 18%.
"Jika iPhone X dihilangkan, maka produksi sebanyak 12 juta di kuartal pertama berpotensi menjadi nol di kuartal kedua. Maka itu saja bisa mempengaruhi pendapatan sebesar US$60 juta," kata Campling dalam sebuah catatan.
Salah satu permasalahan terbesar untuk AMS adalah ongkos komponen perasa 3-D, yang kisarannya antara US$50 dan US$60, menurut analis itu. Harga itu bisa mengucilkan hati para manufaktur besar seperti Samsung dan Huawei untuk membeli teknologinya.
Campling mencabut peringkat "buy" dari saham AMS dan mengeluarkannya dari daftar 11 saham terbaik. AMS sendiri akan melaporkan pendapatan kuartal pertamanya di tanggal 23 April.
(roy/roy) Next Article Wah, Apple Jual 41,3 Juta iPhone dalam 3 Bulan
Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) yang merupakan perusahaan penghasil semiconductor terbesar di dunia merevisi target pendapatan tahunannya ke titik terendah dari proyeksi. Saham perusahaan itu ditutup terkoreksi 6,3% pada hari Jumat (20/4/2018).
Salah satu kekhawatiran terbesar Neil Campling, kepala sebuah grup tematik global yang berfokus pada teknologi di Mirabaud Securities, adalah kelebihan kapasitas chip. Jumlahnya "belum pernah lebih tinggi", menurut catatan Campling untuk kliennya di hari Kamis (19/4/2018), dilansir dari CNBC Internasional. Perusahaannya telah mencatat data inventaris di TSMC selama satu dekade.
"Dengan penurunan pemesanan iPhone X dan masalah inventaris di TSMC yang menyentuh rekor tertinggi, sebenarnya mencerminkan perlunya peleburan inventaris. Mengapa? Karena iPhone X mati," tulis Campling dalam catatannya.
"Masalah sederhana pada [iPhone] X adalah [ponsel] itu terlalu mahal," kata Campling kepada CNBC Internasional lewat sambungan telepon hari Jumat (20/4/2018). Dia membicarakan tentang harga US$999 (Rp 13 juta) yang dibandrol untuk ponsel itu. "Konsumen beralih dari ponsel mahal."
Ia mengklarifikasi bahwa segala inventaris lama dari model iPhone X tetap akan dijual, tapi tidak akan ada model baru yang diproduksi.
Apple belum memberi tanggapan terkait kabar ini.
Ponsel iPhone X memasuki pasar dengan susah payah. Pemasarannya tertunda setelah diumumkan tahun lalu. Laporan terbaru dari Nikkei juga menunjukkan Apple telah memangkas target produksi ponsel tersebut.
Menindaklanjuti hasil dari TSMC, sejumlah analis memperingatkan penjualan iPhone di kuartal pertama bisa lebih rendah dari ekspektasi.
Di bulan Januari, seorang analis terkemuka tentang Apple di KGI Securities bernama Ming-Chi Kuo mengatakan iPhone X bisa dibatalkan pada musim panas. Campling memprediksi Apple akan mengeluarkan sejumlah model iPhone baru. Model ponselnya bisa jadi dijual lebih murah dengan kisaran harga US$500, dan ada juga model yang memiliki slot kartu SIM ganda yang menjadi pilihan populer untuk bisnis dan pasar Asia.
Model iPhone baru lainnya bisa juga mempertahankan faktor bentuk iPhone X, tapi dijual dengan harga lebih murah.
Pendapatan AMS anjlok
Campling mengatakan pembatalan apapun tentang iPhone X akan memberi dampak besar ke AMS. Produsen chip itu bisa mengalami penurunan pendapatan per kuartal sebesar 35% di kuartal kedua, atau lebih buruk dibandingkan prediksi penurunan 18%.
"Jika iPhone X dihilangkan, maka produksi sebanyak 12 juta di kuartal pertama berpotensi menjadi nol di kuartal kedua. Maka itu saja bisa mempengaruhi pendapatan sebesar US$60 juta," kata Campling dalam sebuah catatan.
Salah satu permasalahan terbesar untuk AMS adalah ongkos komponen perasa 3-D, yang kisarannya antara US$50 dan US$60, menurut analis itu. Harga itu bisa mengucilkan hati para manufaktur besar seperti Samsung dan Huawei untuk membeli teknologinya.
Campling mencabut peringkat "buy" dari saham AMS dan mengeluarkannya dari daftar 11 saham terbaik. AMS sendiri akan melaporkan pendapatan kuartal pertamanya di tanggal 23 April.
(roy/roy) Next Article Wah, Apple Jual 41,3 Juta iPhone dalam 3 Bulan
Most Popular