Internasional

AS Larang Perusahaan Amerika Jualan ke Pabrikan China ZTE

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
17 April 2018 16:00
AS melarang perusahaan-perusahaan AS menjual komponen ke pabrikan alat telekomunikasi China ZTE Corp selama tujuh tahun.
Foto: REUTERS/Sergio Perez
London/New York/Hong Kong, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) telah melarang perusahaan-perusahaan dari negaranya menjual komponen ke ZTE Corp, produsen peralatan telekomunikasi China, selama tujuh tahun. Keputusan itu diluncurkan setelah ZTE kedapatan mengirimkan barang secara ilegal ke Iran, kata pejabat AS hari Senin (16/4/2018).

Tindakan AS, yang pertama kali diberitakan oleh Reuters, itu bisa merugikan ZTE karena perusahaan Amerika menyediakan sekitar 25% sampai 30% komponen yang digunakan di peralatannya, termasuk ponsel pintar sampai perlengkapan untuk membangun jaringan telekomunikasi.


Pelarangan tersebut merupakan imbas dari kegagalan ZTE dalam mematuhi kesepakatan dengan pemerintahan AS setelah terbukti bersalah tahun lalu di pengadilan federal Texas karena berkonspirasi melanggar sanksi AS. Mereka terbukti mengirim produk dan teknologi AS ke Iran secara ilegal, kata Kementerian Perdagangan seperti dilansir dari Reuters.

Perusahaan China, yang menjual ponsel pintar di AS, itu membayar denda dan penalti sejumlah US$890 juta (Rp 12,2 triliun), dengan penalti tambahan senilai $300 juta yang bisa saja diterapkan.

"Jika perusahaan itu tidak bisa menyelesaikannya, mereka mungkin bisa dikeluarkan dari bisnis karena ini. Banyak bank dan perusahaan, bahkan di luar AS, yang tidak ingin berurusan dengan mereka," kata Eric Hirschhorn, Mantan Wakil Menteri Perdagangan AS yang sangat terlibat dalam kasus ini.

Sebagai bagian dari kesepakatan, ZTE Corp yang berbasis di Shenzen berjanji untuk memecat empat karyawan senior dan menertibkan 35 karyawan lainnya dengan mengurangi bonus atau memberi peringatan, kata pejabat senior di Kementerian Perdagangan kepada Reuters. Namun, pada bulan Maret perusahaan China itu mengaku sudah memecat empat karyawan senior, tetapi belum menertibkan ataupun mengurangi bonus 35 karyawan lain.

ZTE, yang perdagangan sahamnya dihentikan sementara di Hong Kong dan Shenzen pada hari Selasa (17/4/2018), mengatakan pihaknya sedang menilai dampak dari keputusan AS dan berkomunikasi dengan "pihak-pihak terkait".

Keputusan Kementerian Perdagangan mengutip surat resmi ZTE yang mengakui "belum mengeksekusi secara utuh" beberapa tindakan kedisiplinan dan ada "ketidakakuratan" di dalam surat tahun 2017. Namun, perintah kementerian tersebut mengatakan ZTE "berargumen bahwa tidak masuk akal bagi ZTE untuk secara sadar atau dengan sengaja menyesatkan pemerintah AS atas keseriusan sanksi yang ditangguhkan".

Dengan ketentuan pelarangan itu, perusahaan AS tidak bisa mengimpor barang-barang terlarang, seperti chip set, langsung ke ZTE ataupun lewat negara lain. Aturan itu akan segera diberlakukan.

Saham para penyuplai besar ZTE di AS turun tajam setelah pengumuman pelarangan perdagangan itu. Produsen perangkat jaringan optic Acacia Communications Inc, yang memperoleh 30% total pendapatan 2017 dari ZTE, menyentuh posisi terendah dalam dua tahun. Acacia mengatakan pihaknya menahan transaksi yang terdampak dan menilai imbasnya.

Sementara itu, saham perusahaan komponen optic termasuk Lumentum Holdings Inc anjlok 8,9% dan Finisar Corp turun 4%. Oclaro Inc, yang 18% pendapatan fiskalnya di tahun 2017 diperoleh dari ZTE, terkoreksi 14,1%.

Keputusan pelarangan memasok ZTE keluar dua bulan setelah dua senator Partai Republik memperkenalkan undang-undang untuk melarang pemerintah AS membeli atau menyewa peralatan telekomunikasi dari ZTE ataupun saingannya di China, yaitu Huawei Technologies Co Ltd. Mereka menggunakan alasan kekhawatiran bahwa perusahaan akan memanfaatkan akses tersebut untuk memata-matai pejabat AS sebagai dasar dari pelarangan.

"China tidak berjalan seiring dengan aturan kita, dan kita harus waspada terhadap ancaman China untuk keamanan perekonomian dan keamanan nasional," kata Perwakilan Partai Republik Robert Pittenger setelah pengumuman pelarangan perdagangan. Pittenger mendukung undang-undang yang akan memperkuat proses evaluasi keamanan nasional AS untuk investasi asing.

Sementara itu, badan keamanan siber utama di Inggris pada hari Senin berkata sudah menulis surat kepada berbagai organisasi di sektor telekomunikasi Inggris tentang peringatan menggunakan layanan dan peralatan dari ZTE.

ZTE telah menjual perangkat ponsel ke operator ponsel AS, yaitu AT&T Inc, T-Mobile US Inc, dan Sprint Corp. Pihaknya telah bergantung pada perusahaan-perusahaan AS termasuk Qualcomm Inc, Microsoft Corp dan Intel Corp untuk beberapa komponen.

Tindakan AS terhadap ZTE nampaknya akan semakin meruncingkan ketegangan tentang perdagangan yang sedang terjadi antara Washington dan Beijing. Setelah AS menerapkan pembatasan ekspor terhadap ZTE di tahun 2016 karena melanggar sanksi Iran, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri China mengkritisi keputusan itu.

Tahun lalu, investigasi federal yang dilakukan selama lima tahun menemukan bahwa ZTE telah berkonspirasi untuk menghindari embargo AS dengan membeli komponen AS, menggabungkannya ke dalam peralatan ZTE, dan mengirimkannya secara ilegal ke Iran.

ZTE, yang merancang skema rumit untuk menutupi aktivitas ilegalnya, setuju untuk mengaku bersalah setelah Kementerian Perdagangan mengambil tindakan yang mengancam pemangkasan rantai pasokan globalnya.


Pemerintah AS telah memperbolehkan perusahaan melanjutkan aksesnya ke pasar AS dengan kesepakatan tahun 2017.

Pembatasan baru ini ini berasal dari laporan pada tanggal 16 Januari dari pengawas AS yang ditunjuk oleh seorang hakim federal Texas yang menerima pengajuan bersalahnya pada bulan Maret 2017. Meskipun pejabat Kementerian Perdagangan tidak akan membahas laporan itu, mereka mengatakan kementerian menindaklanjutinya di bulan Februari.

Investigasi pemerintah AS terhadap pelanggaran sanksi yang dilakukan ZTE menindaklanjuti pemberitaan Reuters di tahun 2012. Saat itu, Reuters memberitakan perusahaan telah menandatangani kontrak untuk mengirimkan perangkat keras (hardware) dan piranti lunak (software) senilai jutaan dolar dari beberapa perusahaan teknologi AS yang terkenal ke pemborong telekomunikasi terbesar di Iran.
(prm) Next Article Konflik dengan AS, ZTE Terancam Kehilangan Lisensi Android

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular