Belanda Sudah, Kini Prancis Setop Liga! Liverpool Gimana...?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 April 2020 07:00
liverpool
Liverpool (liverpoolfc.com)
Nasib Liga Primer menjadi menarik karena saat ini Liverpool sangat nyaman di puncak klasemen dengan jarak 25 poin dari sang runner-up Manchester City setelah 29 pertandingan. Musim 2019/2020 bisa menjadi akhir penantian Si Merah untuk kembali menjadi juara Inggris setelah 30 tahun, tinggal butuh dua kemenangan lagi untuk memastikan gelar tersebut.

Untuk saat ini, peluang untuk melanjutkan kompetisi musim 2019/2020 masih gelap. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan belum waktunya untuk melonggarkan karantina wilayah (lockdown) yang masih berlangsung hingga 7 Mei.

Johnson, yang baru pulih dari serangan virus corona, menyatakan bahwa saat ini Inggris masih dalam status siaga maksimal. Lockdown harus terus diterapkan untuk menghindari gelombang serangan kedua (second outbreak).

"Jika Anda bergerak terlalu cepat, maka virus akan kembali menyebar. Ibarat virus ini adalah seseorang yang ingin menyerang Anda, maka Anda harus melawan dengan keras dan memitingnya di tanah," kata Johnson, seperti diwartakan BBC.


Menghentikan Liga Primer di tengah jalan, apalagi kalau kemudian sampai null and void, akan membuat penantian Liverpool untuk menjadi juara menjadi lebih lama, paling tidak menjadi 31 tahun. Setidaknya ada dua alasan besar mengapa Liga Primer musim 2019/2020 sebaiknya tidak diputihkan.

Pertama, musim sudah berlangsung lebih dari 75%. Akan sangat tidak adil untuk menghapus perjuangan klub selama delapan bulan dari buku sejarah.

Robbie Savage, eks gelandang Leicester City yang kini beralih profesi menjadi pandit, menulis dalam kolom di Mirror bahwa memutihkan musim 2019/2020 sama saja dengan menghukum kesuksesan dan memberi hadiah untuk kegagalan. Sesuatu yang menyalahi prinsip sportivitas.

"Mengalahkan pandemi ini memang harus menjadi prioritas, sepakbola tidak bisa diperlakukan spesial. Namun untuk memutuskan bahwa musim ini null and void akan merusak buku sejarah.

"Ini bukan solusi terakhir, bahkan bukan solusi sama sekali. Saya yakin akan ada solusi yang adil bagi seluruh pihak," tulis Savage.

Kedua, pembatalan musim 2019/2020 akan membawa konsekuensi finansial yang tidak sedikit. Laporan The Athletic mengungkapkan Liga Primer harus membayar GBP 762 juta (Rp 14,67 triliun dengan kurs saat ini) kepada pemegang hak siar jika musim 2019/2020 tidak bisa dituntaskan.

Maklum, pemegang hak siar rela membayar mahal agar bisa menayangkan pertandingan Liga Primer. Mengutip BBC, Sky dan BT mengeluarkan duit sampai GBP 3 miliar (Rp 57,73 triliun) untuk menyiarkan laga Liga Primer sampai 2022.

Baca: Selamat Datang, Liga Termahal Dunia!

T
IM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular