
Diam-diam, Milenial RI Banyak yang Jadi Filantropis
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
07 November 2018 19:56

Jakarta, CNBC Indonesia- Tidak hanya kalangan pebisnis senior, saat ini para pegiat filantropi dari kalangan anak muda (milenial) mulai tumbuh. Tentunya, mereka akan mengenalkan dan memamerkan inisiatif dan aksi-aksi sosialnya dengan cara yang lebih kreatif.
Para milenial yang masuk sektor filantropi pun meningkat signifikan dengan memanfaatkan teknologi budaya pop. Timotheus Lesmana Wanadjaja kepada CNBC Indonesia, Ketua Filantropi Indonesia mengatakan milenial di sektor filantropi Indonesia meningkat dalam lima tahun terakhir.
"Saat ini tak melulu orang kaya para milenial juga memiliki peran dan kontribusinya di sektor filantropi. Bahkan hal ini terus meningkat dalam lima tahun terakhir," ujar Timotheus Lesmana Wanadjaja kepada CNBC Indonesia, saat ditemui saat acara Press Confrence FiFest 2018 di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Dia menuturkan para filantropi milenial banyak mendirikan yayasan atau organisasi berbasis komunitas untuk mengembangkan berbagai program sosial yang menjadi minat atau perhatiannya. Sebagian lainnya menjadi pendukung, volunteer dan donatur di berbagai organisasi sosial.
Filantropi di kalangan milenial ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi bahwa untuk menjadi seorang filantrop atau dermawan tidak perlu menunggu tua dan kaya raya. Adapun demografis filantropi milenial kelahiran antara tahun 1980-an sampai 2000-an dan saat ini berusia 15 - 34 tahun.
"Sejatinya, keterlibatan milenial dalam kegiatan filantropi ini tak mengubah peta dan pola filantropi di Indonesia. Para filantropi milenial bisa berlatar enterpreuneur, ahli IT, pekerja seni dan pegiat sosial yang mengemas program filantropi agar terlihat lebih populer, menyenangkan serta mengandung aspek pemberdayaan ekonomi," kata dia.
(gus) Next Article Wah, Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan di Dunia
Para milenial yang masuk sektor filantropi pun meningkat signifikan dengan memanfaatkan teknologi budaya pop. Timotheus Lesmana Wanadjaja kepada CNBC Indonesia, Ketua Filantropi Indonesia mengatakan milenial di sektor filantropi Indonesia meningkat dalam lima tahun terakhir.
"Saat ini tak melulu orang kaya para milenial juga memiliki peran dan kontribusinya di sektor filantropi. Bahkan hal ini terus meningkat dalam lima tahun terakhir," ujar Timotheus Lesmana Wanadjaja kepada CNBC Indonesia, saat ditemui saat acara Press Confrence FiFest 2018 di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Dia menuturkan para filantropi milenial banyak mendirikan yayasan atau organisasi berbasis komunitas untuk mengembangkan berbagai program sosial yang menjadi minat atau perhatiannya. Sebagian lainnya menjadi pendukung, volunteer dan donatur di berbagai organisasi sosial.
Filantropi di kalangan milenial ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi bahwa untuk menjadi seorang filantrop atau dermawan tidak perlu menunggu tua dan kaya raya. Adapun demografis filantropi milenial kelahiran antara tahun 1980-an sampai 2000-an dan saat ini berusia 15 - 34 tahun.
"Sejatinya, keterlibatan milenial dalam kegiatan filantropi ini tak mengubah peta dan pola filantropi di Indonesia. Para filantropi milenial bisa berlatar enterpreuneur, ahli IT, pekerja seni dan pegiat sosial yang mengemas program filantropi agar terlihat lebih populer, menyenangkan serta mengandung aspek pemberdayaan ekonomi," kata dia.
(gus) Next Article Wah, Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan di Dunia
Most Popular