
Berubah Pikiran, Denmark Batal 'Buang' Vaksin AstraZeneca?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Denmark meminta otoritas terkait untuk mempertimbangkan untuk tidak menggunakan vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson (J&J) dan AstraZeneca dalam program vaksinasinya. Hal ini disampaikan pemerintah Denmark pada Senin (31/5/2021) waktu setempat.
Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke mengatakan kebijakan ini diambil lantaran mempertimbangkan adanya kemungkinan efek samping pembekuan darah yang disebabkan oleh penggunaan vaksin ini.
"Kami sekarang lebih jauh ke dalam epidemi, dan vaksin dari Johnson & Johnson dan AstraZeneca sekarang telah digunakan di Eropa untuk beberapa waktu," kata dia, dilansir dari CNA, Selasa (1/6/2021).
"Ada basis data yang lebih besar di seluruh dunia untuk menilai efek dan efek samping vaksin," lanjutnya.
Otoritas kesehatan negara tersebut menemukan bahwa pada awal bulan ini bahwa manfaat penggunaan dari kedua vaksin ini tidak lebih besar dibanding risiko yang disebabkannya kepada penerima vaksin.
Namun, keputusan untuk mengecualikan penggunaan kedua vaksin ini akan berdampak pada tertundanya program vaksinasi Denmark hingga September. Pasalnya dua vaksin lainnya yang digunakan negara ini, Moderna dan CureVac dikirim lebih sedikit dari perkiraan semula.
Hingga Senin, Denmark telah memvaksinasi 21% penduduknya.
Untuk diketahui, tidak termasuk vaksin Johnson & Johnson, vaksin Covid telah menyumbang telah menyumbang hingga sepertiga pasokan vaksin yang dipesan Denmark. Otoritas kesehatan ini menyebut negara ini terpaksa menunda program vaksinasinya hingga empat minggu.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbedaan Vaksin Sinovac dengan AstraZeneca