Perbandingan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 July 2021 16:20
Warga mengikuti vaksinasi massal Covid-19 gelaran Pemkot, Jakarta Timur, di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Senin (28/6/2021). Kouta vaksinasi di GOR Ciracas 1.000 per hari, terdiri dari 500 warga Kecamatan Ciracas dan 500 warga Kelurahan Pasar Rebo. Warga yang tidak memiliki KTP DKI Jakarta pun bisa mengikuti vaksinasi gratis dengan syarat membawa surat pengantar RT/RW. Bagi warga non DKI namun bekerja di Jakarta maka cukup membawa surat pengantar dari perusahaan tempatnya bekerja sebagai syarat mengikuti vaksinasi gratis. 
   (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Vaksinasi massal Covid-19 di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Senin (28/6/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak program vaksinasi pemerintah dilakukan awal tahun ini, Indonesia menggunakan lebih dari satu jenis vaksinasi. Ada Sinovac dan AstraZeneca yang digunakan untuk suntikan pada masyarakat.

Keduanya memang memiliki tujuan yang sama, yakni melindungi tubuh dari infeksi virus Covid-19 yang beredar saat ini. Sinovac dan AstraZeneca merupakan vaksin yang diberikan dua dosis pada penerimanya.

Namun ternyata keduanya memiliki sejumlah perbedaan cukup mendasar. Ada dari teknologi pemberian dan bahkan jrak pemberian suntikan pertama dan kedua.

Berikut sejumlah perbedaan dari Sinovac dan AstraZeneca, dirangkum dari berbagai sumber:

Teknologi Pembuatan

Perbedaan pertama dari dua vaksin adalah teknologi pembuatan. Sinovac dibuat dari virus SARS-CoV-2 yang dimatikan atau inactivaed untuk memicu respon pada imun.

Metode vaksin dari virus yang dimatikan sebelumnya sudah sering ditemukan pada vaksin lain dan terbukti manjur. Beberapa diantaranya adalah vaksin flu dan polio.

Di sisi lain, AstraZeneca menggunakan virus adeno hidup (adenovirus) yang dimodifikasi sebagai pengirim protein khusus. Nantinya protein akan memberikan instruksi pada sel di tubuh memproduksi sebagian kecil virus Corona dan akan memicu respon imun.

Adenovirus diketahui sebagai virus tidak berbahaya. Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC mengungkapkan bagian yang dibuat mirip paku (spike protein) DNA biasanya ditemui di permukaan virus.

"Sel kemudian menampilkan protein ini, lalu sistem imun kita mengenalinya sebagai benda asing. Ini akan memicu sistem imun menghasilkan antibodi dan sel-sel imun lainnya untuk melawan apa yang dianggap sebagai infeksi," jelas lembaga itu.

Efikasi

Sinovac memiliki efikasi untuk mencegah virus sebanyak 51% untuk kasus Covid-19 bergejala pada usia 18 tahun ke atas, ungkap WHO. Vaksin ini dikatakan juga mencegah adanya kasus rumah sakit hingga 100%.

Di Indonesia sendiri, ditemukan efikasi Sinovac mencapai 65%.

Sementara WHO mengungkapkan Vaksin AstraZeneca efkasinya 63,09% untuk mencegah kasus bergejala. Klaim dari perusahaan menyebutkan vaksinnya bisa efektif cegah penyakit dan rawat inap mencapai 100%.

Efek Samping

Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengatakan ada 10 ribu laporan non serius dan 2000 KIPI serius terkait Sinovac hingga bulan Mei.

Kasus non serius adalah keluhan ringan yang tidak perlu perawatan dan bisa sembuh sendiri. Yakni seperti demam, nyeri, mual, dan kelelahan setelah suntikan.

Pada kasus serius menimbulkan penerima harus sampai dirawat inap. Namun menurut lembaga itu seluruh kasus serius bisa tertangani dengan baik dan tidak ada pasien meninggal terbukti karena vaksin Sinovac.

Untuk AstraZeneca, Komnas KIPI mengatakan ada 9000 kasus non serius dan 18 kasus serius hingga bulan Mei. Kasus non serius meliputi demam, nyeri, mual, dan lelah.

AstraZeneca sendiri pernah diduga menjadi penyebab pembekuan darah di sejumlah negara dunia. Resiko ini juga diimbay terjadi pada penerima dengan usia mudah.

Jarak Waktu Pemberian Suntikan

Dua vaksin itu diberikan sebanyak dua suntikan. Namun ada perbedaan rentang waktu pemberian suntikan.

Jeda antara suntikan untuk Sinovac adalah 28 hari atau tiga minggu agar bisa memberikan efek perlindungan optimal. AstraZeneca memiliki waktu lebih lama yaitu 12 minggu atau mencapai tiga bulan.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbedaan Vaksin Sinovac dengan AstraZeneca

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular