Terbukti Manjur! Vaksin Covid Ini Paling Tokcer Jadi Booster

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia sedang bertempur menghadapi Covid-19 varian omicron yang disebut lebih menular dari varian Delta dan varian sebelumnya. Varian baru ini sudah terdeteksi di 171 negara.
Varian omicron tidak boleh dianggap remeh meski memiliki gejala ringan. Sebab bisa mengancam sistem kesehatan sebuah negara menjadi lumpuh bila terjadi lonjakan infeksi yang signifikan, membuat banyak warga yang terinfeksi tak mendapat perawatan yang layak dan mengancam para tenaga kesehatan pula.
Bahkan Kepala World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta warga Bumi tidak menganggap enteng omicron. Dia bahkan menyebut kondisi pandemi saat ini berada pada titik kritis.
"Berbahaya berasumsi bahwa Omicron akan menjadi varian terakhir dan bahwa kita berada di akhir permainan (endgame)," katanya dalam sebuah pertemuan Dewan Eksekutif WHO awal pekan ini, dikutip Kamis (27/1/2022).
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan masyarakat perlu untuk divaksin Covid-19 segera. Vaksin menjadi hal yang penting menghadapi omicron. Pasien omicron memiliki gejala ringan atau bahkan tak bergejala itu karena sudah divaksin.
Walaupun sebagian besar Omicron ini ringan-ringan saja tetapi bagi para lansia, bagi para yang orang yang belum pernah divaksin, bagi yang punya komorbid dan anak-anak terutama yang belum divaksin akan lebih berat.
"Vaksinasi tetap penting, omicron ini bisa dilumpuhkan oleh antibodi dan kemampuannya lebih tinggi pada pasien yang telah divaksin," ujarnya dalam Seminar Daring berjudul "Super-immunity and Implication on New Variant of Covid-19".
Sejumlah lembaga pun kini sudah menerbitkan penelitian vaksin tiga dosis mana paling ampuh lawan omicron. Berikut hasil penelitiannya dikutip dari berbagai sumber:
Vaksin Pfizer dan Vaksin Moderna
Riset Center for Disease Control dan Prevention (CDC) Amerika Serikat menyebutkan tiga dosis vaksin Pfizer dan Moderna sangat efektif dalam mencegah rawat inap pasien yang terinfeksi omicron.
Booster vaksin Pfizer dan Moderna efektif 90% mencegah seseorang masuk rumah sakit setelah mereka terinfeksi varian Omicron. Booster itu juga efektif 82% untuk mencegah kunjungan gawat darurat dan perawatan darurat.
"Riset ini benar-benar menunjukkan pentingnya mendapatkan vaksin booster," ujar Emma Accorsi dari CDC, salah satu penulis studi tersebut dikutip dari Aljazeera.
Vaksin AstraZeneca
Berdasarkan laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Universitas Oxford, dan Imperial College London, vaksin ini juga mengalami penurunan perlindungan pada Omicron.
Penelitian itu menggunakan 188 ribu orang dan hasilnya berdasarkan 581 berbanding 56.439 kasus varian Delta. Dari jumlah itu 20% ternyata tidak divaksin dan 11% hasil tes yang dipantau.
Dari sana 33% diantaranya mendapatkan dua dosis AstraZeneca dengan jarak 15 minggu atau lebih sebelumnya. Dosis booster juga dikatakanbisa meningkatkan perlindungan, dengan dosis ketiga AstraZeneca.
Vaksin Sinovac
Laboratorium Universitas Hong Kong menunjukkan sampel pada orang penerima vaksin penuh Sinovac gagal menghasilkan antibodi untuk mendeteksi Omicron. Dosis booster juga dikatakan dapat meningkatkan antibodi.
Namun menurut sebuah penelitian menyebut tiga dosis Sinovac tidak bisa melawan Omicron. Reuters melaporkan harus menggunakan vaksin mRNA Pfizer sebagai booster menjadi lebih efektif.
Peneliti tidak menyebut besaran antibodi yang dihasilkan Sinovac atau Pfizer melawan Omicron. Namun memang tidak menyarankan dua dosis Sinovac mendapatkan dosis lanjutan dengan jenis lain.
[Gambas:Video CNBC]
Jarak Vaksin Kedua dengan Booster Berapa Lama? Ini Jawabannya
(roy/roy)