
Korsel Catat Kasus Pembekuan Darah karena Vaksin AstraZeneca

Jakarta, CNBC indonesia - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) untuk pertama kalinya melaporkan kasus pembekuan darah setelah menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Jeong Eun-Kyeong mengemukakan kasus ini terdeteksi pada seorang pria berusia 30 tahun. Pria tersebut mengalami gejala kepala berat setelah disuntik 27 April.
Mulanya, pria ini mencoba bertahan namun akhirnya dilarikan ke rumah sakit pada 12 Mei. Ia mengalami gejala yang makin parah ditambah keram otot.
"Kondisi ia sekarang sudah membaik dan tidak ada masalah besar pada dirinya meskipun pengawasan tetap diperlukan," kata Jeong Eun-Kyeong, dikutip Reuters, Selasa (1/6/2021).
Ia menekankan bahwa kasus pembekuan darah terkait vaksin Covid-19 memang mengkhawatirkan, namun bukan berarti tidak bisa ditangani. Gejala tersebut, kata dia, bisa disembuhkan apabila tidak telah terdeteksi dan mendapatkan penanganan.
Hingga kini, sebanyak 3,27 juta masyarakat di Korsel telah menerima satu dosis suntikan vaksin AstraZeneca.
Laporan dari berbagai belahan dunia menyebutkan ada kasus pembekuan darah yang sangat langka, terutama tipe pembekuan darah yang disebut venous sinus thrombosis (CVST). Ini terlihat dalam kombinasi tingkat platelet darah rendah.
Adapun regulator medis Amerika Serikat (AS) dan Eropa mengakui adanya keterkaitan antara vaksin AstraZeneca dengan kasus pembekuan darah yang langka. Kendati begitu ditekankan vaksin tersebut aman dan memiliki manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya.
AstraZeneca sendiri telah berupaya memahami kasus individu dan kemungkinan mekainsme yang bisa menjelaskan peristiwa yang langka ini. Johnson & Johnson, sebagai pembuat vaksin AstraZeneca menekankan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat yang jelas antara vaksinnya dengan kasus pembekuan darah.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin AstraZeneca Bikin Uni Eropa Kesal, What Happened?