Mirip AstraZeneca, Apa Guna Tripsin Babi di Vaksin Sinopharm?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
03 May 2021 18:08
In this photo released by Xinhua News Agency, a medical worker injects a man with a COVID-19 vaccine at a healthcare center in Beijing, China, Saturday, Jan. 2, 2021. China authorized its first homegrown COVID-19 vaccine for general use on Dec. 31, 2020, adding another shot that could see wide use in poorer countries as the virus surges back around the globe. (Peng Ziyang/Xinhua via AP)
Foto: Petugas medis menyuntikkan vaksin Sinopharm kepada warga Beijing, China. (Peng Ziyang/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Sinopharm ternyata mengandung tripsin babi yang sebelumnya juga ditemukan di AstraZeneca. Hal ini juga yang membuat Majelis Ulama Indonesia menyamakan ketentuan kedua vaksin tersebut.

"Sama memiliki unsur tripsin babi sehingga hukumnya tetap boleh digunakan saat darurat," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin, dikutip dari detik.com, Senin (3/5/2021).

Proses pembuatan tripsin babi pada Sinopharm juga sama seperti vaksin AstraZeneca, ungkapnya. Sebagai informasi, AstraZeneca menggunakannya dari pankreas babi dengan tujuan pemisahan sel inang pada mirocarrier.

Hasanuddin mengatakan fatwa tersebut sudah dikeluarkan pada Sabtu (1/3/2021). Yakni vaksin Sinopharm haram namun bisa digunakan dalam kondisi darurat.

Kepada detik.com beberapa waktu lalu, pakar biologi molekuler, Ahmad Rusdan Utomo mengatakan tripsin babi digunakan saat good manufacturing practice (GMP). Kandungan tersebut untuk pakan bakteri lalu biomol saat merekayasa gen.

Namun enzim tripsin babi ini sebenarnya sudah tak ada lagi pada vaksin saat disuntikkan ke manusia. Kandungan itu akan digantikan dengan tripsin rekombinan.

"Nah setelah produk ini berhasil, maka selanjutnya akan dibiakkan di sel dan dalam proses pemijahan sel tidak lagi menggunakan tripsin babi, tapi tripsin rekombinan," ujarnya.

Diinformasikan sebelumnya, pekan lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada Sinopharm. Berdasarkan hasil uji klinis III di Uni Emirat Arab, efikasi vaksin tersebut mencapai 78%.

Sesaat setelahnya, Sinopharm resmi mendarat di Indonesia sebanyak 484.400 dosis. Setelah itu vaksin yang sama kembali datang dengan jumlah 500 ribu vaksin.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksinasi Mandiri, 1,1 Juta Vaksin Sinopharm Tiba di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular