1 Tahun Gratis, Clubhouse Mau Cari Duit dari Penggunanya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
22 March 2021 12:05
The icon for the social media app Clubhouse is seen on a smartphone screen in Beijing, Tuesday, Feb. 9, 2021. Chinese authorities are blocking access to Clubhouse, a social media app that allowed users in China to discuss sensitive topics with people abroad including Taiwan and treatment of the country’s Muslim minority. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: AP/Mark Schiefelbein

Jakarta, CNBC Indonesia - Clubhouse berencana menggunakan model subscriptions atau berlangganan sebagai cara mendapatkan pendapatan. Pengguna akan memberikan uangnya langsung pada pembuat konten.

Model ini sama seperti platform pengumpul dana Patreon. Layanan tersebut diketahui mengambil sedikit bagian dari pembayaran yang dilakukan penggunanya.

Namun pihak Clubhouse belum memberikan informasi pembagian persentase dari kreator dan platform nantinya.

CEO Clubhouse, Paul Davison menyebutkan pendapatan ini akan dilakukan model seperti langganan atau beli tiket acara. Selain itu juga menerima tip dari para pendengar yang dengan senang membayar langsung pada pembuat konten.

"Ada banyak orang hebat yang pintar, lucu, ahli di bidangnya, hebat untuk menyatukan orang. Dan yang kami inginkan membiarkan mereka hidup dari Clubhouse dengan berlangganan dan tiket acara atau mendapatkan tip dari pendengar yang senang membayar langsung untuk pengalaman yang dibuat," kata Paul Davison dikutip CNBC Internasional, Senin (23/3/2021).

Dia pun menjanjikan perusahaannya akan memperkenalkan model-model berlangganan itu secepatnya.

Sejak debut hampir satu tahun lalu, Clubhouse masih hadir tanpa iklan atau cara membayar konten. Aplikasi di App Store pun tersedia secara gratis untuk diunduh pengguna perangkat Apple.

Walau sudah cukup lama, Clubhouse baru viral di dunia maya beberapa bulan terakhir. Salah satunya saat CEO Tesla, Elon Musk ikut bergabung dan membuat heboh saat menyelenggarakan audio-chat dengan CEO Robinhood,m Vlad Tenev minggu lalu.

Saking membludaknya, room tempat acara berlangsung tak mampu menampung para pendengar yang ingin masuk. Percakapan itu sampai dialirkan ke YouTube agar lebih banyak orang yang bisa mendengar.

Secara perlahan memang akhirnya Clubhouse menemukan tempatnya. Misalnya berhasil memiliki 2 juta pengguna per 1 Februari lalu, padahal dua bulan pasca debut hanya ada 1500 pengguna saja.

Keberhasilan Clubhouse menghadirkan layanan audio-chat, juga membuat sejumlah raksasa teknologi lainnya mengkloning layanannya. Misalnya Instagram yang dilaporkan segera memiliki fitur serupa dalam platformnya.

Twitter juga sudah meluncurkan Space secara lebih luas lagi. Diperkenalkan untuk pengguna iOS Januari lalu, saat ini pengguna Android juga sudah bisa menggunakan fitur audio-chat tersebut.

Infografis: Halo Clubhouse User, Baca Ini Dulu Agar Tak Ada Kesal di HatiInfografis: Halo Clubhouse User, Baca Ini Dulu Agar Tak Ada Kesal di Hati/Arie Pratama


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-ramai Kloningan Clubhouse, Terbaru Instagram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular