Dipakai RI Buat Deteksi Covid-19, Akankah GeNose Diakui WHO?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
01 February 2021 20:35
GeNose C19 adalah alat pendeteksi COVID-19 besutan para ahli Universitas Gadjah Mada. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: GeNose C19 adalah alat pendeteksi COVID-19 besutan para ahli Universitas Gadjah Mada. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia -Bukan tidak mungkin GeNose mendapatkan pengakuan dari World Health Organization (WHO) walaupun masih jauh. Peneliti UGM meyakini tujuan ini bisa dicapai dengan serangkaian proses yang harus dilalui.

"Tujuanya memang untuk bisa ke sana. Tapi harus ada beberapa hal yang dilakukan mulai dari laporan uji hasil. Sebentar lagi patent kita granted, data sudah ada, review sudah ada, dan penerapan di kereta api sekarang bisa menjadi data tambahan," kata Peneliti GeNose Dian K. Nurputra menjawab pertanyaan di diskusi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kapan GeNose mendapat sertifikat WHO?, Senin (1/2).

Lalu dalam prosesnya perlu bantuan endorsement dari negara setelah hasil uji coba lengkap. Serta bantuan epidemiolog untuk menjelaskan di forum WHO terkait alat kesehatan ini. Dian mengatakan cita-cita anak bangsa memang menuju sana, prosesnya akan dilalui secara bertahap.

Epidemiolog Dr. Riris Andono Ahmad menjelaskan semua tahapan teknologi dan alat kesehatan harus memiliki tahapan yang sama mulai dari uji klinis dan review. Selain itu setelah mendapatkan izin edar, perlu adanya post marketing surveillance, karena bisa ada efek samping walaupun kecil yang tidak teramati pada saat penelitian.

"Dan baru terlihat saat digunakan atau direalisasikan. Sebagai contoh dulu ada beberapa jenis obat yang ditarik lagi peredarannya akibat efek samping yang merugikan bahkan vaksin, serta alat diagnostic," katanya.

Karena bicara hasil penelitian hanya berdasarkan besaran sampel yang terbatas. Nah, saat digunakan pada ratusan bahkan jutaan orang yang memiliki beragam background bisa terlihat kekurangan alat ini, sehingga kelayakan alat bisa dilihat dari post marketing surveillance.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Tes Corona UGM Cuma Rp 15.000, Akurasi Sampai 90%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular