
Kalahkan Bandar, Ritel Bersatu Raup Cuan 8000% di GameStop

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena goreng-menggoreng saham dan pom-pom saham ternyata tak hanya terjadi di Indonesia. Aktivitas ini juga terjadi di Wall Street. Salah satu yang mendapat perhatian dalam saham GameStop.
GameStop adalah perusahaan konvensional yang menjual video game. Kinerja keuangan perusahaan tidak bagus-bagus amat. Manajemen berjuang keras untuk membalikkan keadaan dari rugi menjadi laba. Bahkan perusahaan sudah menutup beberapa tokonya karena bisnis yang lesu.
Namun kinerja sahamnya berkata lain. Dalam enam bulan terakhir harga sahamnya sudah naik 8.000%, menurut NBC News. Bila sebelumnya harga saham hanya berada di kisaran US$4 per lembar saham. Pada penutupan perdagangan bursa saham AS, harga saham GameStop ditutup di US$347,51%. Bahkan saham ini sempat menyentuh US$ 450 per saham.
Investasi di saham ini telah membuat beberapa investor ritel kaya dalam semalam. Salah satu investor ritel menceritakan telah berhasil mengubah investasi di saham GameStop sebesar US$50.000 menjadi US$22 juta dalam beberapa minggu terakhir. Ada juga remaja tanggung yang bercerita mencetak cuan US$15.000 dari GameStop padahal baru ikut berdagang saham satu hari.
Meroketnya harga saham tanpa diikuti fundamental perusahaan ini akibat sejumlah investor ritel yang tergabung dalam forum diskusi media sosial Reddit bernama Wallstreetbets.
Forum ini memiliki 3,9 juta lebih pengikut dan kebanyakan bertransaksi melalui platform trading saham murah Robinhood, MooMoo dan TradeStation. GameStop merupakan saham favorit anggota forum Wallstreetbets. Saham ini pertama kali direkomendasikan pada 2019 lalu oleh salah satu anggota forum.
Para anggota WallStreetbets bersumpah untuk tidak pernah menjual saham GameStop dan mendorong anggota lain untuk membeli lebih banyak saham perusahaan. Mereka juga menyerang analis atau investor yang mengkritik saham favorit mereka ini.
Salah satunya Andrew Left, seorang investor berpengalaman di Wall Street, yang telah meramalkan kejatuhan saham GameStop. Pekan lalu ia berhenti mengomentari GameShop karena keluarganya mendapat ancaman, seperti dikutip dari CBS News, Kamis (28/1/2021).