Mengenal GameStop, Emiten yang Harga Sahamnya Naik 8.000%

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
28 January 2021 19:57
GameStop. Ist Foto: GameStop. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama GameStop tiba-tiba jadi bahan perbincangan setelah sahamnya naik hingga 8.000% dalam 6 bulan menurut NBC News. Padahal perusahaan itu salah satu yang terdampak pandemi Covid-19.

Bila sebelumnya harga saham hanya berada di kisaran US$4 per lembar saham. Pada penutupan perdagangan bursa saham AS, harga saham GameStop ditutup di US$347,51%. Bahkan saham ini sempat menyentuh US$ 450 per saham.

Perusahaan asal Grapevine, Texas ini berbisnis peralatan game dan konsol konvensional dengan mengandalkan penjualan melalui gerai toko. Perusahaan ini telah berjuang lama untuk mengubah model bisnis.

GameStop pernah menjual ponsel namun akhirnya gagal. Walau ada konsol baru diperkenalkan tahun lalu, ternyata tak membantu penjualan, kabarnya pendapatan GameStop turun 18%.

Kesulitan pada GameStop mendorong aktivis investor, Ryan Cohen untuk membantu. Dia melihat ada potensial pada GameStop dan ingin membantu melebarkan lini produk seperti di Amazon.

Namun perubahan itu jelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar, serta tak jelas akan kesuksesannya. Analis Bloomberg Intelligence, Matthew Kanterman juga skeptis dengan Cohen karena melihat sepak terjang GameStop di masa lalu.

"Mereka telah mencoba dan gagal beberapa kali di masa lalu untuk melakukan diversifikasi ritail game, ponsel, barang koleksi, dan publisher video game sendiri hanya untuk keluar dari bisnis tersebut," kata dia, Bloomberg News melaporkan, Kamis (28/1/2021).

Menyoal sahamnya yang terus menanjak, GameStop saat ini memiliki nilai pasar lebih dari US$23 miliar atau hampir sama dengan perusahaan besar seperti Delta Air Lines Inc.

GameStop sendiri enggan mengomentari fenomena sahamnya yang terus menanjak dalam waktu singkat itu. Sementara itu Kanterman mengatakan jika pasar telah sepenuhnya terputus dari fundamental GameStop.

Sedangkan salah seorang J Capital Research, Anne Stevenson-Yang mengungkapkan jika fundamental itu adalah mengenai perusahaan yang akan mengembalikan uang pada pemilik saham. Kemungkinan hal tersebut juga tidak akan terjadi pada GameStop.

"Fundamental adalah mengenai perusahaan yang mengembalikan uang pada pemilik saha, biasanya dalam bentuk dividen namun tidak mungkin GameStop melakukan hal tersebut," kata Anne Stevenson-Yang.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kalahkan Bandar, Ritel Bersatu Raup Cuan 8000% di GameStop


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading