Simak! Prediksi Guru Besar UGM Soal Puncak Corona di RI

Roy Franedya, CNBC Indonesia
25 September 2020 12:07
Sebanyak 150 orang pedagang pasar tradisional menjalani Swab COVID-19 yang dilakukan oleh puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. 17/6/20. CNBC Indonesia/Tri Susilo

Swab COVID-19  dilaksanakan oleh pihak Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat pada Rabu (17/6/2020) mulai pukul 08.00 hingga selesai. Seluruh petugas medis yang melaksanakan Swab test juga dibekali alat pelindung diri (APD) lengkap.
Foto: Swab Test Pedagang Pasar Pluis (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan terakhir pertambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.000-an kasus meski ini masih belum puncak dari gelombang pertama. Lantas kapan puncak corona di Indonesia.

Guru Besar Statistika Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Dr. rer.nat. Dedi Rosadi, S.Si., MSc bersama dengan timnya mencoba untuk memprediksi puncak pandemi di Indonesia. Namun ia mewanti-wanti selesainya kasus di corona di Indonesia harus ada intervensi pemerintah dan kedisplinan masyarakat.

"Akhir dari pandemi sangat bergantung pada upaya pemerintah dalam mengendalikan laku penyebaran penyakit Covid-19 ini," ujar Dedi Rosadi seperti dikutip dari situs resmi UGM, Jumat (25/9/2020).

Untuk memprediksi puncak pandemi corona di Indonesia, Prof Dedi Rosadi menggandeng alumni FMIPA UGM Joko Kristadi dan Fidelis Dipenogoro dengan menggunakan model Probabilistic Data Driven Model (PDDM).

Hasilnya, puncak pandemi di Indonesia pada pertengahan November hingga Desember 2020 dan berakhir di akhir Mei 2021. Dari pemodelan tersebut diprediksi estimasi total kasus positif di Indonesia minimal 700.000 kasus.

Dedi Rosadi pun menyampaikan sejumlah catatan penting yang patut menjadi perhatian pada saat ini. Pertama, perlunya dilakukan pengendalian penyebaran Covid-19 secara optimal dengan menggencarkan 3T yakni tracing, testing, dan treatment di episentrum utama Indonesia. Yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sulawesi Selatan.

Demikian pula di provinsi lain perlu juga dilakukan pengendalian penyebaran secara lebih optimal dengan lebih menggencarkan gerakan 3T.

Sebelumnya, Ahli Epidemi Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan saat ini bukan puncak corona di Indonesia. Bahkan dia tidak bisa memprediksi puncak pandemi. Bahkan ia menyebut kondisi ini sebagai perjalanan gelombang pertama yang tanpa akhir.

"Targetnya kan pak Jokowi, bukan pemerintah. Target harus dihitung dengan baik. Harus diterjemahkan dalam aktivitas operasional program," ujarnya lagi.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/sef) Next Article Jangan Kaget! Ini Prediksi Puncak Corona di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular