
Kapan Puncak Pandemi Corona di RI? Ini Kata IDI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus infeksi virus corona Covid-19 masih terus bertambah 3.000 hingga 4.000 kasus baru setiap harinya. Apakah Indonesia sudah mencapai puncak pandemi corona?
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengatakan ia tidak bisa memprediksi kapan puncak pandemi corona di Indonesia. Pasalnya, Covid-19 susah ditebak.
"Saya masih ingat Maret-April lalu, [jumlah kasus] Jakarta tinggi kemudian pindah ke Jawa Timur, Jakarta turun. Begitu sekarang Jawa Timur turun, Jakarta meledak lagi," ujar Slamet Budiarto seperti dikutip dari channel YouTube BNPB, Senin (5/10/2020).
"Jadi kita tidak bisa memprediksi akan ini sudah puncaknya, sudah landai atau turun karena polanya berubah, negara lain juga begitu. Hari ini negara nol kasus sangat jarang sekali, rata-rata ada infeksi baru terus."
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hari ini bertambah 3.622 kasus baru positif corona di Indonesia sehingga akumulasi kasus positif menjadi 307.120 orang.
Kabar baiknya pada hari ini kasus sembuh bertambah 4.140 orang menjadi 232.593 orang. Jumlah kematian bertambah sebanyak 102 orang hari ini menjadi 11.253 orang.
Hingga hari ini pandemi Covid-19 telah menginfeksi 498 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. Pemerintah juga masih memantau 141.169 orang yang berstatus suspek Covid-19.
Dalam kesempatan yang sama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan tidak ada keluhan dari dokter-dokter di daerah yang mengeluhkan penambahan pasien.
"Tidak ada (keluhan), mereka melaporkan angkanya sekian-sekian di daerah, tanpa ada mengeluh sedikitpun," kata Slamet Budiarto, Senin (05/10/2020).
Dia menegaskan tugas dokter di tengah pandemi ini sangat mulia sehingga tidak ada keluhan, karena tenaga kesehatan bekerja sesuai SOP, standar kesehatan, dan kode etik. Slamet mengingatkan dokter di daerah meski tidak mengeluhkan lonjakan pasien, namun harus tetap menjalankan 3M dalam kehidupan sehari-hari, yakni #pakaimasker, #cucitangan, dan #jagajarak.
"Jadi dengan semangat masih tinggi, kalau bisa penderita harus turun yang masuk ke Rumah sakit juga," katanya.
(roy/roy)
Next Article Ketika Ahli Kesehatan Bingung Prediksi Puncak Corona di RI
