
Sederet Prediksi Puncak Corona di RI & Akhir Pandemi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia masih kesulitan menekan penularan pandemi virus corona Covid-19. Bahkan Indonesia masih berada pada gelombang pertama saat beberapa negara lain masuk gelombang kedua.
Tren infeksi virus corona Covid-19 masih terus meningkat. Mengutip data Satgas Covid-19, hingga 29 Oktober 2020 sudah ada 404.048 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Dimana 329.778 pasien sembuh dan 13.701 orang meninggal.
Lantas kapan puncak Covid-19 akan terjadi di Indonesia? Berikut pandangan beberapa ahli:
Epidemiolog UI
Menurut Pandu Riono Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), gelombang kasus Covid-19 diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun depan jika tidak ada perubahan penanganannya.
Bahkan Ia menyindir pemerintah telah berhasil mencegah gelombang kedua karena gelombang pertama belum dilewati. "Trennya masih meningkat sampai akhir tahun, kalau tidak ada perubahan bisa sampai tahun depan, jadi memang konsistensi penangan pandmei kita tidak bisa setengah," ujarnya seperti dikutip Jumat (30/10/2020).
Guru Besar UGM
Dedi Rosadim Guru Besar Statistika Universitas Gajah Mada (UGM) menggandeng alumni FMIPA UGM Joko Kristadi dan Fidelis Dipenogoro dengan menggunakan model Probabilistic Data Driven Model (PDDM) untuk memprediksi puncak pandemi di Indonesia.
Hasilnya, puncak pandemi di Indonesia pada pertengahan November hingga Desember 2020 dan berakhir di akhir Mei 2021. Dari pemodelan tersebut diprediksi estimasi total kasus positif di Indonesia minimal 700.000 kasus.
Namun ia mewanti-wanti selesainya kasus di corona di Indonesia harus ada intervensi pemerintah dan kedisplinan masyarakat. "Akhir dari pandemi sangat bergantung pada upaya pemerintah dalam mengendalikan laku penyebaran penyakit Covid-19 ini," ujar Dedi Rosadi seperti dikutip dari situs resmi UGM.
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengatakan ia tidak bisa memprediksi kapan puncak pandemi corona di Indonesia. Pasalnya, Covid-19 susah ditebak.
"Saya masih ingat Maret-April lalu, [jumlah kasus] Jakarta tinggi kemudian pindah ke Jawa Timur, Jakarta turun. Begitu sekarang Jawa Timur turun, Jakarta meledak lagi," ujar Slamet Budiarto seperti dikutip dari channel YouTube BNPB.
"Jadi kita tidak bisa memprediksi akan ini sudah puncaknya, sudah landai atau turun karena polanya berubah, negara lain juga begitu. Hari ini negara nol kasus sangat jarang sekali, rata-rata ada infeksi baru terus."
Satgas Covid-19
Juru Bicara Pemerintah terkait Perkembangan PenangananCOVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan puncak pandemicorona di Indonesia bergantung pada perubahan perilaku masyarakat.
"Ketika berdiskusi tentang puncak pandemi, ini berhubungan dengan perilaku warga," kata Wiku awal Oktober ini. "Jadi ketika kita ingin memprediksi puncak pandemi di Indonesia, dan saya yakin ini juga berlaku di negara lain, apa yang kita lihat adalah bagaimana warga mengubah perilakunya.
Wiku menambahkan, jika adaptasi masyarakat terhadap perubahan perilaku untuk taat pada protokol kesehatan pencegahanCovid-19 berjalan lambat, puncak pandemi pun akan lambat.
(roy/roy) Next Article Ketika Ahli Kesehatan Bingung Prediksi Puncak Corona di RI
