Mau Diblokir Trump, TikTok Berbahaya?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
09 July 2020 11:54
FILE - This Feb. 25, 2020, photo shows the icon for TikTok taken in New York. India is banning 59 apps with Chinese links, saying their activities endanger the country’s sovereignty, defense and security. India’s decision comes as its troops are in a tense standoff with Chinese soldiers in eastern Ladakh in the Himalayas that started last month. India lost 20 soldiers in a June 15 clash. The government says the banned apps include TikTok, UC Browser, WeChat and Bigo Live, as well as the e-commerce platforms Club Factory and Shein, that are used in mobile and non-mobile devices connected to the Internet.(AP Photo, File)
Foto: Logo Tiktok AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk memblokir aplikasi populer TikTok dengan alasan ancaman keamanan. Ini merupakan pernyataan dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Dalam wawancara dengan Fox News, Mike Pompeo mengatakan "sedang mempertimbangkan" untuk memblokir aplikasi media sosial China termasuk TikTok. Ia menyebut TikTok sebagai ancaman dan menuduh aplikasi video pendek ini membagikan data pengguna dengan pemerintah China.

Ketika Mike Pompeo ditanya apakah merekemondasikan orang-orang untuk mengunduh TikTok, ia menjawab "hanya jika Anda menginginkan informasi pribadi di tangan Partai Komunis China."

Mike Pompeo menyebut hampir semua perusahaan China sebagai ancaman keamanan karena Undang-Undang keamanan internet China yang memungkinkan pemerintah untuk meminta akses ke data mereka. Namun Ia tak menjelaskan apakah pemerintah China pernah meminta informasi dari TikTok.

Departemen Luar Negeri AS menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut atas pernyataan Mike Pompeo. Seorang pejabat dari dinas intelijen AS pun menolak berkomentar secara khusus apa penilaian intelijen tentang TikTok.

"Setiap perusahaan China diwajibkan oleh aturan China untuk memberikan informasi yang tersimpan di jaringan mereka kepada otoritas China jika diminta. Semua orang AS harus khawatir gambar, biometrik, data lokasi dan lainnya yang tersimpan di aplikasi China wajib diserahkan ke aparat keamanan negara China berdasarkan permintaan," ujar pejabat intelijen AS tersebut, seperti dikutip dari ABC.News, Kamis (9/7/2020).

Beberapa kementerian dan angkatan bersenjata AS telah melarang para staf menggunakan TikTok untuk kebutuhan pribadi. Di antaranya Transportation Security Administration and the militer AS. Parlemen AS juga sudah meminta dilakukan penyelidikan hubungan perusahaan dengan pemerintah China.

TikTok adalah aplikasi yang cukup populer di kalangan anak muda usia. Diperkirakan pengguna aktif per bulan TikTok di AS mencapai 65-80 juta. Aplikasi ini dimiliki oleh Bytedance, salah satu startup paling bernilai di dunia saat ini.

Di Website perusahaan disebutkan TikTok dioperasikan anak usaha bernama Bytedance Ltd yang disokong oleh investor international. Di China aplikasi ini menggunakan nama Douyin.

Seorang Juru Bicara TikTok menampik tudingan penyerahan data ke pemerintah China. Mereka pun menyatakan sekarang TikTok dipimpin oleh seorang CEO berkewarganegaraan Amerika.

"Kami tidak pernah memberikan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok, kami juga tidak akan melakukannya jika diminta."


(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Donald Trump Mau Blokir TikTok?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular