Dikritik, Ini Alasan Nadiem Makarim Gandeng Netflix

Roy Franedya, CNBC Indonesia
14 January 2020 12:50
Dikritik, Ini Alasan Nadiem Makarim Gandeng Netflix
Foto: Netflix Beri USD 1 Juta Untuk Perkembangan Perfilman RI (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menggandeng Netflix untuk memberikan pelatihan bagi para pembuat film Indonesia belajar ke Amerika Serikat (AS). Kebijakan ini menuai kritik karena Neflix yang tak memiliki badan hukum Indonesia.

Lalu apa alasan Nadiem Makarim menggandeng Netflix? Bagi Nadiem Makarim kerja sama ini terkait dengan memajukan perfilman dan meningkatkan kemampuan talenta Indonesia.


Menurutnya film merupakan hal yang unik karena bisa dikonsumsi secara digital dan jadi kanal dan distribusi budaya dan telenta Indonesia yang paling cepat.

"Saya rasa tidak ada cara yang lebih cepat dari perfilman. Jadi kalau kita mau melakukan culture diplomacy keluar dan tampil di panggung dunia [film jalurnya]. Esensi daripada program SDM unggulkan bahwa kita harus kompetitif di negara kita tetapi juga secara global, nah itu visi dan misi pak Presiden," ujarnya seperti dikutip dari kanal YouTube Kemendikbud, Selasa (14/1/2020).

Nadiem mengatakan film merupakan simbol yang mudah untuk memperlihatkan keunggulan Indonesia. Sudah tidak saatnya Indonesia melihat budaya dari sisi defensif saja dan memelihara apa yang kita punya dari masa lalu tetapi harus berinovasi karena budaya bukan sesuatu yang statis tetapi dinamis dan selalu berevolusi.

"Nah lihat saja film kita, unsur-unsur yang superstation seperti kuntilanak, genderuwo dan lainnya kita kemas menjadi kemasan horor contoh, tapi itu kan esensi dari tradisi kita. Pencak silat juga," terangnya.

"Terus terang karena beberapa film yang di-shot di sini seperti film Eat, Pay and Love itu luar biasa sumbangannya bagi turisme kita dan dampaknya ke ekonomi kita juga luar biasa."

Menurut Nadiem hal ini masih dalam tahap pertama dan sudah waktunya Indonesia tampil di panggung dunia. Ia mengaku frustasi karena Indonesia tak dikenal di luar negeri padahal Indonesia punya keindahan dan talenta yang bagus.

"Kita tidak dikenal di luar negeri bukan hanya dampaknya buat gengsi, kita tidak dikenal di panggung dunia artinya juga mentalitas atau mindset negara, kita tidak punya hero-hero atau kebanggaan-kebanggaan yang menginspirasi generasi muda kita," terangnya.

[Gambas:Video CNBC]


Kerja sama Kemendikbud dan Netflix adalah dengan menyediakan pelatihan bagi 100 pembuat naskah film di tanah air.

Nantinya para pembuat film ini akan dikirimkan untuk pelatihan ke Hollywood, Los Angeles (AS). Pelatihan ini dilakukan pada bulan Maret.

Setelah akan ada lagi pelatihan dengan melibatkan banyak orang di Indonesia untuk pembuatan naskah film tersebut. Setelah dilakukan pemilihan 10 naskah terbaik dan diberikan hadiah serta ditayangkan di Neflix.

Selain itu, Netflix akan berinvestasi sebesar US$ 1 juta atau setara Rp 14 miliar melalui berbagai kegiatan inisiatif seperti pelatihan penulisan ini.



Bagi Direktur Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, sebelum bekerja sama, Kemendikbud harus melihat dulu kejelasan badan hukum Netflix di Indonesia. Berdasarkan PP Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik disebutkan perusahaan seperti Netflix harus memiliki badan usaha tetap di Indonesia.

"Nah, sudah ada PT atau badan hukum Indonesia belum Netflix?," ujar Heru Sutadi dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Senin (13/1/2020).

Heru menambahkan kerja sama ini jauh di bawah ekspektasi publik akan sosok pembaru dan diharapkan memberikan terobosan dari Nadiem. Publik mengharapkan Kemendikbud dan Pustekkom dan produser film Indonesia serta industri kreatif bisa mandiri bikin platform sendiri sepeti ketika membangun Gojek.

"Kalau hanya gabung ke Netflix, enggak perlu seorang lulusan Harvard [University] yang kesohor, teman-teman YouTuber yang pendidikannya di pelosok daerah juga bisa berpikir seperti itu," jelasnya.

"Jadi kerja sama dengan Netflix bukan terobosan tapi kebobolan kita. Hal ini karena pemerintah sendiri mengejar pajak platform OTT termasuk Netflix."



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular