Peringatan Bos BCA Soal Kenaikan Kredit Macet Fintech

Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 November 2019 06:15
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memberikan perhatian pada kualitas pinjaman (kredit) di peer-to-peer (P2P) Lending.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memberikan perhatian pada kualitas pinjaman (kredit) di peer-to-peer (P2P) Lending. Ia menyarankan regulator untuk memperhatikan sektor ini.

"Ketika fintech lending tumbuh cepat, tetapi waspada kualitas kredit," ujar Jahja seperti dikutip dari materi presentasinya di Indonesia Banking Expo, Selasa (12/11/2019).



Industri P2P Lending memang tumbuh pesat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencata dari Januari-September 2019 outstanding pinjaman sudah mencapai Rp 10,18 triliun atau naik 101,83% (ytd). Akumulasi jumlah pinjaman mencapai Rp60,14 triliun atau naik 166,51% (ytd)

Namun tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90) atau kemampuan fintech menagih pinjaman yang diberikan turun dari 98,55% di Desember 2018 menjadi 97,11% di September 2019.

"Resiko kredit bertumbuh. Rasio NPL (fintech) di September 2019 menyentuh 2,89%, tumbuh signifikan dari Desember 2018 yang baru mencapai 1,45%," jelas Jahja.

Kondisi di fintech berbeda dengan pada perbankan. Pada sektor ini pertumbuhan kredit memang sangat rendah tetapi kualitas aset lebih baik.

Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang turun dari 2,74% pada Agustus 2018 menjadi 2,6% di Agustus 2019.

"Bank mencoba menjaga profitabilitasnya tetapi likuiditas semakin ketat," jelas Jahja.

Pada Agustus 2019, Return on Assets (ROA) perbankan bertahan di level 2,49% sementara loan to deposit ratio (LDR) naik dari 93,79% menjadi 94,66%.




(roy/sef) Next Article Kredit Macet Kembali Tembus 3,06%, Apa Kata Asosiasi Fintech?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular