
Mau IPO Valuasi Startup Ini Malah Anjlok Rp 280 T, Ada Apa?
Redaksi, CNBC Indonesia
16 September 2019 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi startup tak apa rugi asal valuasi terus meningkat. Namun apa jadinya bila valuasi perusahaan dipangkas oleh manajemen sendiri. Hal ini terjadi di startup WeWork yang terancam kehilangan valuasi US$15-20 miliar atau setara Rp 280 triliun.
WeWork adalah startup yang disokong oleh SoftBank dan berencana melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS). CB Insight menghitung valuasi perusahaan mencapai US$47 miliar. WeWork menjalankan bisnis co-working space.
Sumber Wall Street Journal mengatakan manajemen menurunkan valuasi perusahaan sebagai jawaban atas sikap skeptis investor publik mengenai tata kelola, model bisnis dan kemampuan perusahaan untuk mencetak laba ketika perusahaan terus bertumbuh.
Salah satu yang menjadi perhatian investor adalah penjualan miliaran dolar saham milik Adam Neumann, pendiri dan CEO WeWork serta utang perusahaan mencapai US$740 juta dengan menggadaikan saham pemilik.
Posisi Adan Neumann yang sangat kuat juga menjadi sorotan. Baru-baru ini ia baru meningkatkan kepemilikan saham yang memiliki hak suara yang membuatnya menjadi pengambil keputusan mayoritas di perusahaan.
WeWork berencana untuk mengumpulkan dana sebesar US$10 miliar untuk mendanai ekspansi ambisius perusahaan. Sebesar US$3-4 miliar akan ditarik dari pasar modal dan sisanya dari utang.
Sumber WSJ mengatakan bila IPO tidak terlaksana maka perusahaan perlu mencari dana segar yang lebih besar atau menahan diri untuk ekspansi. WeWork bisa memiliki valuasi besar karena mendapatkan suntikan dana segar dari investor bukan dari pendapatan langsung perusahaan dari bisnis.
Hingga saat ini manajemen WeWork sedang berbicara dengan SoftBank untuk ikut berpartisipasi dalam IPO atau mau menyuntikkan dana lagi. Namun tidak ada jaminan SoftBank akan mau berinvestasi lagi pada WeWork.
Patner Index Ventures, Mark Goldberg mengatakan, ada kekhawatiran akan valuasi WeWork yang ketinggian dan perusahaan harus beralih dari melakukan apapun demi pertumbuhan ke arus kas perusahaan.
"Dalam kasus WeWork, kemungkinan rujukan yang mereka ikuti selama bertahun-tahun menyesatkan. Investor publik mengirimkan pesan yang kuat bahwa profitablitas penting," jelasnya seperti dikutip dari CNBC International, Senin (16/9/2019).
"Banyak startup memiliki akses pendanaan relatif mudah meskipun mereka rugi besar. Mereka tumbuh dengan segala cara tetapi sekarang berbicara soal pertumbuhan berkelanjutan."
(roy/roy) Next Article Mau IPO, Startup Ini Bervaluasi Rp 658 T Tapi Rugi Rp 12,6 T
WeWork adalah startup yang disokong oleh SoftBank dan berencana melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS). CB Insight menghitung valuasi perusahaan mencapai US$47 miliar. WeWork menjalankan bisnis co-working space.
Sumber Wall Street Journal mengatakan manajemen menurunkan valuasi perusahaan sebagai jawaban atas sikap skeptis investor publik mengenai tata kelola, model bisnis dan kemampuan perusahaan untuk mencetak laba ketika perusahaan terus bertumbuh.
![]() |
Posisi Adan Neumann yang sangat kuat juga menjadi sorotan. Baru-baru ini ia baru meningkatkan kepemilikan saham yang memiliki hak suara yang membuatnya menjadi pengambil keputusan mayoritas di perusahaan.
WeWork berencana untuk mengumpulkan dana sebesar US$10 miliar untuk mendanai ekspansi ambisius perusahaan. Sebesar US$3-4 miliar akan ditarik dari pasar modal dan sisanya dari utang.
Sumber WSJ mengatakan bila IPO tidak terlaksana maka perusahaan perlu mencari dana segar yang lebih besar atau menahan diri untuk ekspansi. WeWork bisa memiliki valuasi besar karena mendapatkan suntikan dana segar dari investor bukan dari pendapatan langsung perusahaan dari bisnis.
Hingga saat ini manajemen WeWork sedang berbicara dengan SoftBank untuk ikut berpartisipasi dalam IPO atau mau menyuntikkan dana lagi. Namun tidak ada jaminan SoftBank akan mau berinvestasi lagi pada WeWork.
Patner Index Ventures, Mark Goldberg mengatakan, ada kekhawatiran akan valuasi WeWork yang ketinggian dan perusahaan harus beralih dari melakukan apapun demi pertumbuhan ke arus kas perusahaan.
"Dalam kasus WeWork, kemungkinan rujukan yang mereka ikuti selama bertahun-tahun menyesatkan. Investor publik mengirimkan pesan yang kuat bahwa profitablitas penting," jelasnya seperti dikutip dari CNBC International, Senin (16/9/2019).
"Banyak startup memiliki akses pendanaan relatif mudah meskipun mereka rugi besar. Mereka tumbuh dengan segala cara tetapi sekarang berbicara soal pertumbuhan berkelanjutan."
(roy/roy) Next Article Mau IPO, Startup Ini Bervaluasi Rp 658 T Tapi Rugi Rp 12,6 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular