
Bandung Targetkan 25% Warga Pakai Kendaraan Umum
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
13 March 2019 20:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Program angkutan bersama (carpooling) yang diawali dengan Grab to Work ditargetkan bisa menggaet 25% warga Bandung untuk menggunakan transportasi umum. Program ini merupakan rencana strategis, yang ditargetkan bisa terwujud lima tahun mendatang.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan meski baru uji coba di lingkup Dishub, ada kemungkinan hal serupa bisa diikuti oleh jajarannya yang lain. Dengan Grab to Work ini para pegawai Dishub Bandung tidak perlu lagi membawa kendaraan pribadi dan cukup berkumpul di satu titik untuk menunggu jemputan dari Grab.
"Bukan berarti semua tidak punya hak, semua punya. Tidak ada monopoli, tidak boleh. Intinya tidak boleh ada monopoli," ujar Oded, dilansir dari detik.com, Selasa (12/03/2019)
Meski Grab menjadi operator pertama yang membuka komunikasi untuk menjalankan carpooling ini, tidak menutup kemungkinan pihak mana pun bisa menjadi operator dari program angkutan bersama atau carpooling ini.
Uji coba Grab to Work dilakukan selama lima hari, sejak Senin (11/3) hingga Jumat (15/3). Semua biaya akan ditanggung oleh pihak Grab.
Pada hari pertama dilakukan uji coba Grab to Work di Bandung, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bandung Didi Suwandi dan Sekdishub Anton Sunarwibowo tak luput dari denda. Mereka membayar denda, sesuai ketentuan yang diterapkan di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dishub Bandung, yang tidak menggunakan Grab menuju kantor.
"Saya tadi kan wajib apel di sini. Jadi engak ikut menggunakan Grab. Jadi saya bayar Rp 100 ribu ke Pak Hasan (Kabag Umum Dishub)," kata Didi.
Denda diberlakukan untuk memastikan program ini bisa efektif dilaksanakan. Apalagi, tujuan utamanya adalah mengurangi kemacetan. Untuk itu, Didi menilai harus ada sanksi yang jelas dari awal masa uji coba.
"Kalau kita lakukan uji coba tiba-tiba pada enggak ikut semua kumaha? Kan percuma sasarannya tidak tercapai. Makanya kita lakukan ada gimmick, kalau yang tidak ikut ada sanksi," kata dia.
Grab semakin memperkuat posisinya di wilayah Asia Tenggara, terutama setelah mendapatkan suntikan pendanaan dari Softbank Vision Fund senilai US$ 1,5 miliar atau senilai Rp 20 triliun.
Tambahan investasi tersebut, menambah valuasi Grab dari Desember 2018 US$ 11 miliar, menjadi US$ 14 miliar atau setara Rp 196 triliun. Dengan valuasi tersebut, Grab tercatat sebagai decacorn pertama di Asia Tenggara.
Saksikan video Grab Lirik Investasi Mobil Listrik
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Tak Gunakan Grab to Work, PNS Bandung Bisa Didenda Rp 100.000
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan meski baru uji coba di lingkup Dishub, ada kemungkinan hal serupa bisa diikuti oleh jajarannya yang lain. Dengan Grab to Work ini para pegawai Dishub Bandung tidak perlu lagi membawa kendaraan pribadi dan cukup berkumpul di satu titik untuk menunggu jemputan dari Grab.
"Bukan berarti semua tidak punya hak, semua punya. Tidak ada monopoli, tidak boleh. Intinya tidak boleh ada monopoli," ujar Oded, dilansir dari detik.com, Selasa (12/03/2019)
Uji coba Grab to Work dilakukan selama lima hari, sejak Senin (11/3) hingga Jumat (15/3). Semua biaya akan ditanggung oleh pihak Grab.
Pada hari pertama dilakukan uji coba Grab to Work di Bandung, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bandung Didi Suwandi dan Sekdishub Anton Sunarwibowo tak luput dari denda. Mereka membayar denda, sesuai ketentuan yang diterapkan di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dishub Bandung, yang tidak menggunakan Grab menuju kantor.
"Saya tadi kan wajib apel di sini. Jadi engak ikut menggunakan Grab. Jadi saya bayar Rp 100 ribu ke Pak Hasan (Kabag Umum Dishub)," kata Didi.
Denda diberlakukan untuk memastikan program ini bisa efektif dilaksanakan. Apalagi, tujuan utamanya adalah mengurangi kemacetan. Untuk itu, Didi menilai harus ada sanksi yang jelas dari awal masa uji coba.
"Kalau kita lakukan uji coba tiba-tiba pada enggak ikut semua kumaha? Kan percuma sasarannya tidak tercapai. Makanya kita lakukan ada gimmick, kalau yang tidak ikut ada sanksi," kata dia.
Grab semakin memperkuat posisinya di wilayah Asia Tenggara, terutama setelah mendapatkan suntikan pendanaan dari Softbank Vision Fund senilai US$ 1,5 miliar atau senilai Rp 20 triliun.
Tambahan investasi tersebut, menambah valuasi Grab dari Desember 2018 US$ 11 miliar, menjadi US$ 14 miliar atau setara Rp 196 triliun. Dengan valuasi tersebut, Grab tercatat sebagai decacorn pertama di Asia Tenggara.
Saksikan video Grab Lirik Investasi Mobil Listrik
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Tak Gunakan Grab to Work, PNS Bandung Bisa Didenda Rp 100.000
Most Popular