Perkembangan Teknologi

Ingin Bergaji Rp 2,28 M per Proyek? Jadi Insinyur Blockchain

Roy Franedya, CNBC Indonesia
22 October 2018 11:21
Rata-rata gaji tenaga ahli blockchain mencapai US$150.000 - US$175.000 per proyek
Foto: Blockchain (Ist)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai mata uang digital (cryptocurrency) pada tahun ini masih belum mampu menembus nilai tertingginya sepanjang masa. Nilai Bitcoin tahun ini berada di kisaran US$5.900-US$10.000 per unit.

Namun ada satu yang tidak pernah turun dari industri ini: permintaan lowongan kerja tenaga ahli blockchain.

Menurut Hired, lembaga riset statistik global, saat ini rata-rata penghasilan tenaga ahli blockchain antara US$150.000 (Rp 2,28 miliar) hingga US$175.000 (Rp 2,66 miliar) per proyek. Gaji ini di atas rata-rata gaji tenaga ahli software yang berada di kisaran US$135.000 per bulan.

Menurut Hired, gaji tenaga ahli blockchain setara dengan tenaga ahli kecerdasan buatan (artificial intellegence) dan lebih tinggi dari tenaga ahli rekayasa khusus.

Permintaan tenaga ahli blockchain meningkat karena perusahaan besar mulai memanfaatkan teknologi ini. Facebook, Amazon, IBM, dan Microsoft adalah beberapa perusahaan yang sedang mengincar insinyur blockchain.

Hired menambahkan blockchain booming pada akhir tahun 2017, dan sejak itu, perusahaan ini telah melihat postingan untuk pekerjaan yang mencari tenaga ahli blockchain dan ada peningkatan hingga 400%.

"Ada banyak permintaan untuk blockchain," kata Mehul Patel, CEO Hired seperti dilansir dari CNBC International, Senin (22/10/2018). "Insinyur software pasokannya tidak terlalu banyak dan itulah mengapa gaji jauh lebih tinggi."

"Ketika ganti keahlian saya menjadi 'insinyur blockchain,' telepon tak berhenti berdering," kata Dustin Welden, yang dipekerjakan pada bulan Maret oleh Globys yang berbasis di Seattle untuk memanfaatkan teknologi blockchain untuk mengintegrasikan layanan akuntansi. "Saya mendapatkan permintaan wawancara setiap hari di LinkedIn sekarang."

Insinyur yang ingin mengkhususkan diri dalam blockchain harus memiliki pengetahuan tentang jaringan, desain database dan keterampilan komputasi kriptografi, menurut beberapa insinyur blockchain. Beberapa bahasa pemrograman yang harus dikuasai seperti Java, JavaScript, C ++, Go, Solidity dan Python, antara lain.

"Sudut pandangnya adalah perencanaan jangka panjang," kata Patel. "Jika Anda akan menggeluti teknologi blockchain, Anda harus mendapatkan bakat itu."

[Gambas:Video CNBC]



(roy/prm) Next Article Pengguna Mastercard Bisa Bayar Tagihan Pakai Bitcoin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular