
Perkembangan Teknologi
Bursa Singapura Mulai Pakai Teknologi Blockchain, BEI Kapan?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 August 2018 20:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura bekerja sama dengan Bank Sentral Singapura, Monetary Authority Singapore (MAS) untuk memanfaatkan teknologi blockchain guna meningkatkan efisiensi penyelesaian transaksi.
Singapore Exchange (SGX) mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Delivery versus Payment (DvP) negara sehingga dapat mengotomatosasi transaksi melalui kontrak blockchain. DvP adalah proses penyelesaian yang memastikan aset ditransaksikan hanya ketika pembayaran yang sesuai diterima.
SGX mengatakan tujuan dari pengembangan jaringan terdistribusi ini agar lembaga keuangan dan investor dapat mentransaksikan saham atau obligasi yang telah diubah menjadi token digital melalui platform blockchain yang berbeda.
Para broker mengatakan teknologi ini akan direkayasa berdasarkan kode terbuka yang dihasilkan dari perkembangan terbaru dari Proyek Ubin, yang dimulai MAS pada tahun 2016 dengan menguji penyelesaian transaksi antar bank melalui teknologi buku besar didistribusikan.
Sebuah laporan terperinci yang mengidentifikasi dan memeriksa desain utama teknologi ini akan dirilis pada bulan November.
"Inisiatif menggunakan teknologi blockchain secara efisien menghubungkan transfer dana dan transfer efek, menghilangkan risiko pembeli dan penjual dalam proses DvP," ujar Tinku Gupta, ketua proyek dan kepala teknologi SGX dalam rilis resmi bursa Singapura, seperti dikutip dari Coindesk, Jumat (24/8/2018).
SGX bukan satu-satunya otoritas bursa efek yang beralih ke blockchain untuk penyelesaian transaksi surat berharga yang lebih cepat.
Saat ini, Bursa Efek Australia sedang melakukan transisi penggantian sistem dengan bekerja sama dengan startup Digital Asset Holdings, yang akan diluncurkan 2020.
(roy/hps) Next Article Tak Mau Kecolongan, China Terapkan Sensor Bagi Blockchain
Singapore Exchange (SGX) mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Delivery versus Payment (DvP) negara sehingga dapat mengotomatosasi transaksi melalui kontrak blockchain. DvP adalah proses penyelesaian yang memastikan aset ditransaksikan hanya ketika pembayaran yang sesuai diterima.
Sebuah laporan terperinci yang mengidentifikasi dan memeriksa desain utama teknologi ini akan dirilis pada bulan November.
"Inisiatif menggunakan teknologi blockchain secara efisien menghubungkan transfer dana dan transfer efek, menghilangkan risiko pembeli dan penjual dalam proses DvP," ujar Tinku Gupta, ketua proyek dan kepala teknologi SGX dalam rilis resmi bursa Singapura, seperti dikutip dari Coindesk, Jumat (24/8/2018).
SGX bukan satu-satunya otoritas bursa efek yang beralih ke blockchain untuk penyelesaian transaksi surat berharga yang lebih cepat.
Saat ini, Bursa Efek Australia sedang melakukan transisi penggantian sistem dengan bekerja sama dengan startup Digital Asset Holdings, yang akan diluncurkan 2020.
(roy/hps) Next Article Tak Mau Kecolongan, China Terapkan Sensor Bagi Blockchain
Most Popular