Perang Dagang Tak Halangi Ambisi Tencent Ekspansi ke Pasar AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 July 2018 11:45
Perang Dagang Tak Halangi Ambisi Tencent Ekspansi ke Pasar AS
Foto: REUTERS/Bobby Yip
Jakarta, CNBC Indonesia - Tencent akan semakin menggencarkan upaya untuk memperluas layanan pembayarannya, WeChat Pay, ke Amerika Serikat (AS), kata seorang eksekutif di raksasa teknologi China itu kepada CNBC. Ia juga memberi sinyal akan ada lebih banyak merchant baru tahun ini.

WeChat Pay memungkinkan pengguna menunjukkan kode batang (barcode) di ponsel pintar (smartphone) mereka kepada toko-toko tempat mereka berbelanja melalui aplikasi perpesanan WeChat milik Tencent. Toko akan memindai barcode itu dan memungkinkan pengguna membayar barang atau layanan melalui akun bank Chinanya.

WeChat memiliki lebih dari 1 miliar pengguna dan sekitar 800 juta di antaranya menggunakan fungsi WeChat Pay.

Tencent telah memusatkan perhatiannya pada perluasan layanan pembayaran di luar negeri dan berhenti berusaha menciptakan versi lokal WeChat untuk negara lain. Sebaliknya, perusahaan telah memfokuskan diri untuk mendaftarkan pedagang di banyak negara agar menerima WeChat Pay sehingga turis China dapat menggunakan platform pembayaran itu di luar negeri.

Dan Tencent bersiap untuk mengumumkan bahwa akan ada lebih banyak toko di AS yang menerima pembayaran menggunakan WeChat Pay akhir tahun ini.

"AS juga merupakan pasar yang kami fokuskan sekarang ... setelah bulan Juli Anda akan melihat banyak pedagang akan menerima WeChat Pay di AS," kata Yin Jie, direktur operasi internasional di WeChat Pay, kepada CNBC dalam wawancara yang disiarkan hari Kamis (19/7/2018).

"Sebenarnya sekarang ... di bandara dan di beberapa toko bebas pajak, mereka sudah menerima WeChat Pay ... karena AS adalah negara yang sangat besar dan memiliki banyak pedagang. Kita harus melakukannya selangkah demi selangkah," katanya.


Tahun lalu, Tencent bermitra dengan Citcon, platform pembayaran seluler yang berbasis di AS, untuk menghadirkan WeChat Pay di Amerika Utara. Namun sejauh ini, belum banyak toko besar yang menerima layanan tersebut.

Jie mengatakan perusahaan itu fokus untuk merekrut pedagang yang populer di kalangan pengunjung China.

"Langkah pertama kami akan memilih beberapa pedagang yang disukai turis China, seperti beberapa gerai dan yang bebas pajak, beberapa restoran terkenal, dan mungkin langkah berikutnya kami akan mencoba dan menemukan beberapa pedagang kecil, seperti supermarket, beberapa toko serba ada, beberapa (layanan) transportasi seperti taksi. Kami akan memilih pedagang besar yang disukai turis China, kemudian, ketika sudah berhasil, kami akan mencoba memperluasnya ke pedagang kecil," kata Jie.

Fokus Tencent yang makin tinggi di pasar AS muncul bersamaan dengan memanasnya perseteruan dagang AS-China yang menjerat beberapa perusahaan teknologi China. Perusahaan telekomunikasi ZTE, misalnya, dilarang menggunakan pasokan dari AS. Meskipun pelarangan itu sekarang telah dicabut oleh pemerintah AS, namun perusahaan mengalami beberapa kerugian.

WeChat bukanlah produk perangkat keras, tetapi ketegangan AS-China saat ini berpotensi membuat toko-toko di AS khawatir untuk menerima platform pada waktu politik yang sensitif seperti itu. Namun, Jie mengatakan dia tidak khawatir karena WeChat Pay menawarkan cara bagi merek dagang untuk memanfaatkan turis China yang menguntungkan.

"WeChat Pay hanyalah produk pembayaran, jadi jika turis China ingin menggunakannya dan pedagang ingin menerima itu, saya pikir kami memiliki pasar," kata Jie.
Salah satu alasan pasti mengapa Tencent ingin fokus pada pasar AS adalah karena Amerika Serikat merupakan tujuan paling populer bagi wisatawan China di luar Asia pada tahun 2017, menurut hasil survei terhadap lebih dari 2.600 responden yang dirilis awal tahun ini oleh Nielsen.

Rata-rata pada tahun 2017, turis China menghabiskan US$4.462 (Rp 64,3 juta) per orang saat berlibur di AS, lebih banyak daripada yang mereka keluarkan di negara atau wilayah lain yang mereka kunjungi, menurut penelitian itu.


Namun masih ada beberapa masalah untuk mengembangkan bisnis itu, di antaranya adalah karena hanya 28% dari pembayaran pada hari libur yang dilakukan oleh wisatawan China dilakukan pada platform mobile.

Banyak turis China tidak sadar bahwa mereka dapat menggunakan aplikasi pembayaran seluler mereka di luar Tiongkok dan banyak pedagang di luar negeri yang masih belum menerimanya.

Upaya ekspansi Tencent dengan aplikasi perpesanan WeChat telah memiliki sejarah yang panjang.

Pada 2013, perusahaan menjalankan kampanye tingkat tinggi di negara-negara Eropa serta pasar besar lainnya, seperti Brasil, dengan menggaet bintang sepakbola Lionel Messi. Tetapi perusahaan kesulitan untuk menghilangkan dominasi layanan yang dimiliki Facebook, WhatsApp, dan Messenger.

Sejak itu fokusnya adalah turis China yang pergi ke luar negeri, khususnya dengan fitur WeChat Pay. Tahun lalu, platform pembayaran itu juga diluncurkan di Eropa.

Tetapi usaha Tencent untuk menjangkau turis China juga memiliki tantangan tersendiri. Perusahaan harus bersaing dengan Alipay, layanan pembayaran yang dimiliki oleh Ant Financial, afiliasi dari Alibaba.

Alipay diluncurkan di Eropa pada tahun 2015 dan sejak itu diperluas ke negara lain, seperti Afrika Selatan.
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular