Startup
Perang Dagang AS-China, Startup Silicon Valley Terpukul
Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 July 2018 20:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman Presiden Donald Trump untuk memblokir investasi China pada perusahaan-perusahaan AS bisa merupakan AS. Pasalnya, banyak startup yang berbasis di Silicon Valley menikmati suntikan dana dari perusahaan China.
Berdasarkan analisis Reuters dari data publik yang tersedia, dalam lima tahun terakhir perusahaan China telah mendanai lebih dari 80 startup bidang transportasi dan layanan terkait. Nilai investasinya lebih dari US$100 miliar.
Perusahaan China pun menyuntikkan dana ke perusahaan mapan seperti Tesla Inc. Perusahaan AS dan investor swasta juga telah mendanai setidaknya 60 startup China dimana 16 di antaranya disebut unicorn (bernilai lebih dari US$ 1 miliar).
Banyak investasi yang dilakukan perusahaan China difokuskan pada dua bidang utama transportasi masa depan: kendaraan listrik dan kendaraan tanpa sopir. Ini adalah kunci dari inisiatif "Made in China 2025", salah satu dari beberapa kebijakan Beijing yang mendorong investasi teknologi Tiongkok di luar negeri.
Kendaraan listrik dan mobil otonom juga diharapkan untuk mendukung gelombang transportasi dan layanan global berikutnya pada tahun 2020-an.
Untuk saat ini, anggota parlemen AS dan Trump tampaknya fokus pada uang yang mengalir ke AS dari Tiongkok. Pekan lalu, John Frisbie, presiden Dewan Bisnis AS-China, menanggapi kekhawatiran tersebut, mendesak kedua pemerintah untuk "mundur" dari saling mengancam dan melanjutkan diskusi untuk meningkatkan perlindungan kekayaan intelektual dan akses pasar untuk perusahaan AS di China.
"Kita perlu memastikan bahwa kita memiliki keseimbangan yang tepat antara keamanan nasional dan kepentingan ekonomi kita," kata Frisbie dalam sebuah pernyataan.
Berdasarkan analisis Reuters dari data publik yang tersedia, dalam lima tahun terakhir perusahaan China telah mendanai lebih dari 80 startup bidang transportasi dan layanan terkait. Nilai investasinya lebih dari US$100 miliar.
Kendaraan listrik dan mobil otonom juga diharapkan untuk mendukung gelombang transportasi dan layanan global berikutnya pada tahun 2020-an.
Untuk saat ini, anggota parlemen AS dan Trump tampaknya fokus pada uang yang mengalir ke AS dari Tiongkok. Pekan lalu, John Frisbie, presiden Dewan Bisnis AS-China, menanggapi kekhawatiran tersebut, mendesak kedua pemerintah untuk "mundur" dari saling mengancam dan melanjutkan diskusi untuk meningkatkan perlindungan kekayaan intelektual dan akses pasar untuk perusahaan AS di China.
"Kita perlu memastikan bahwa kita memiliki keseimbangan yang tepat antara keamanan nasional dan kepentingan ekonomi kita," kata Frisbie dalam sebuah pernyataan.
Next Page
Mobil listrik dan mobil tanpa sopir
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular