
Internasional
Yield Obligasi Acuan AS Bisa Sentuh 3,5% Sebelum Akhir 2018
Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 July 2018 17:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor harus bersiap melihat kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS) tenor acuan 10 tahun hingga hampir 1% sebelum akhir 2018 dari posisi saat ini. Ini merupakan pernyataan dari seorang manajer investasi.
Obligasi AS tenor 10 tahun merupakan acuan obligasi pemerintah yang membantu penetapan harga untuk instrumen utang di seluruh dunia, termasuk hipotek AS. Ini berarti ketika imbal hasil bergerak naik konsumen memiliki lebih sedikit uang yang tersedia untuk dibelanjakan dan pembayaran hipotek meningkat.
Ini juga diartikan bahwa perusahaan akan menghadapi biaya yang lebih tinggi atas utang mereka dan dengan demikian menawarkan tingkat pengembalian (return) yang lebih sedikit bagi investor saham atau mengekang ekspansi.
Menurut salah satu manajer investasi menyatakan kemungkinan ada peningkatan yang tinggi pada suku bunga AS sebelum akhir tahun, asalkan perang dagang tidak meningkat.
"Kami memprediksi [yield obligasi AS] di atas 3,5% pada akhir tahun ... saya pikir bisa menuju 3,75%," ujar Patrick Armstrong, kepala investasi Plurimi Investment Managers, seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (6/7/2018).
Pada Jumat pagi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun berada di level 2,8327%.
"Saya pikir kita akan berpindah dari ketakutan perang dagang menjadi perang dagang sebenarnya, kami akan gerak dan berpikiran positif," ujar Amstrong.
"Saya pikir orang-orang mengabaikan seberapa kuat ekonomi AS dan berapa potensi inflasi ekonomi AS," tambahnya, menyebutkan pertumbuhan upah yang kuat sebagai tanda ekonomi yang sehat.
Dia juga menunjuk indikator inflasi inti - pengukur inflasi yang mendasari keputusan Bank of New York Federal Reserve - yang saat ini berada di 3,6%, sebagai tanda lain bahwa inflasi akan naik dalam bulan-bulan mendatang.
Pertumbuhan upah yang kuat dan meningkatnya inflasi inti menunjuk potensi pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve, yang kemudian diterjemahkan ke dalam yield yang lebih tinggi di Treasury AS.
(roy/prm) Next Article Yield Obligasi AS Tembus di Atas 3%, Dolar AS Bakal Menggila?
Obligasi AS tenor 10 tahun merupakan acuan obligasi pemerintah yang membantu penetapan harga untuk instrumen utang di seluruh dunia, termasuk hipotek AS. Ini berarti ketika imbal hasil bergerak naik konsumen memiliki lebih sedikit uang yang tersedia untuk dibelanjakan dan pembayaran hipotek meningkat.
Ini juga diartikan bahwa perusahaan akan menghadapi biaya yang lebih tinggi atas utang mereka dan dengan demikian menawarkan tingkat pengembalian (return) yang lebih sedikit bagi investor saham atau mengekang ekspansi.
"Kami memprediksi [yield obligasi AS] di atas 3,5% pada akhir tahun ... saya pikir bisa menuju 3,75%," ujar Patrick Armstrong, kepala investasi Plurimi Investment Managers, seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (6/7/2018).
Pada Jumat pagi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun berada di level 2,8327%.
"Saya pikir kita akan berpindah dari ketakutan perang dagang menjadi perang dagang sebenarnya, kami akan gerak dan berpikiran positif," ujar Amstrong.
"Saya pikir orang-orang mengabaikan seberapa kuat ekonomi AS dan berapa potensi inflasi ekonomi AS," tambahnya, menyebutkan pertumbuhan upah yang kuat sebagai tanda ekonomi yang sehat.
Dia juga menunjuk indikator inflasi inti - pengukur inflasi yang mendasari keputusan Bank of New York Federal Reserve - yang saat ini berada di 3,6%, sebagai tanda lain bahwa inflasi akan naik dalam bulan-bulan mendatang.
Pertumbuhan upah yang kuat dan meningkatnya inflasi inti menunjuk potensi pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve, yang kemudian diterjemahkan ke dalam yield yang lebih tinggi di Treasury AS.
(roy/prm) Next Article Yield Obligasi AS Tembus di Atas 3%, Dolar AS Bakal Menggila?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular