
Perkembangan Teknologi
Simpanan Seret, Citigroup Coba Pikat Nasabah Lewat Aplikasi
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
09 July 2018 17:11

New York, CNBC Indonesia - Citigroup Inc menghadapi dilema unik di antara empat bank terbesar Amerika Serikat (AS). Bank itu menerima sedikit simpanan perorangan, sebuah sumber pendanaan penting yang berongkos kecil dan cenderung bertahan lama.
Saat simpanan pesaing-pesaing besarnya tumbuh dramatis sejak krisis keuangan 2007-2009 karena diperoleh dari jaringan cabangnya yang luas, Citigroup justru menutup sepertiga kantor cabang dan menghentikan operasinya kecuali di enam kota di AS.
Bank itu kini mencoba meningkatkan kinerja dengan aplikasi baru yang rencananya mulai dipasarkan di kuartal ketiga. Para eksekutif perusahaan berharap bisa meraup simpanan tanpa membuka cabang baru, mengakuisisi pesaing, ataupun mengalahkan suku bunga pesaing. Tiga cara itu biasa digunakan untuk menarik simpanan dengan ongkos dan risiko tersendiri.
"Masyarakat mau pindah ke suatu bank yang dapat menyediakan pengalaman ponsel terkemuka seperti ini," kata David Chubak selaku kepala bidang ritel perbankan dan mortgage global dalam sebuah pernyataan, dengan mengutip riset tentang nasabah yang Citigroup selenggarakan.
Aplikasi yang tidak bernama itu akan semakin mendorong bank memperluas bisnis manajemen kekayaan, katanya seperti dilansir dari Reuters.
Berkompetisi untuk simpanan itu penting di tengah kenaikan suku bunga. Saat bank-bank mulai melaporkan laporan keuangan kuartal kedua di hari Jumat (6/7/2018), para investor akan mengawasi tingkat simpanan dan biaya dananya dengan ketat.
Ini adalah pertaruhan tinggi bagi Citigroup yang kurang untung dibanding pesaingnya dan berupaya mencapai target keuangan yang sukar dipahami dari Chief Executive Officer Michael Corbat.
Citigroup, bank terbesar ketiga di AS berdasarkan aset, memiliki 4% dari seluruh simpanan AS, dibandingkan dengan 11% di JPMorgan Chase & Co, Bank of America Corp, dan Wells Fargo & Co, menurut S&P Global.
Ongkosnya juga lebih mahal karena sebagian besar simpanan berasal dari institusi dan nasabah kaya yang meminta bunga lebih tinggi. Citigroup membayar 0,81% rekening-rekening berbunga besar di AS pada tahun 2017, dibandingkan dengan kurang dari 0,30% di tiga bank besar lainnya, menurut dokumen tahunan.
Citigroup memiliki lebih dari cukup uang untuk mendanai pinjamannya. Namun, pihaknya hanya menerima sepertiga dari jumlah pendapatan simpanan nasabah AS yang diperoleh JPMorgan dan Bank of America, kata analis bank Moody's Investors Service Peter Nerby.
Kesenjangan bisa melebar saat bank-bank lain menjalankan rencana memperluas operasi ke kota-kota baru dengan membangun ratusan kantor cabang untuk berjalan beriringan dengan aplikasi mereka.
Citigroup sendiri memiliki 700 kantor cabang, jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Bank of America dan JPMorgan yang masing-masing memiliki 4.400 dan 5.100 kantor cabang.
"Penawaran tidak digital bisa banyak membantu Anda," kata Dean Athanasia, kepala divisi nasabah perbankan Bank of America, dalam sebuah wawancara.
Bahkan ketika nasabah menggunakan aplikasi digital, mereka masih menginginkan cabang lokal di mana mereka bisa bertatap muka dengan pegawai bank, katanya.
Citigroup kemungkinan membuka cabangnya secara selektif dari waktu ke waktu di lokasi-lokasi yang akan membantu bisnis kekayaan, kata Chuback.
Untuk saat ini, bank kemungkinan tidak membangun kantor fisik apapun, sebagian disebabkan oleh anggaran yang ketat. Manajemen sudah berjanji untuk memangkas pengeluaran sebesar US$1,5 miliar (Rp 21,4 triliun) dari nasabah pada tahun 2020 untuk memenuhi target dari Corbat.
"Kami sepenuhnya fokus pada implementasi dan eksekusi platform perbankan digital nasional kami," kata Corbat dalam sebuah konferensi di bulan Mei ketika ditanya tentang rencana para pesaing untuk membangun kantor cabang.
Saat simpanan pesaing-pesaing besarnya tumbuh dramatis sejak krisis keuangan 2007-2009 karena diperoleh dari jaringan cabangnya yang luas, Citigroup justru menutup sepertiga kantor cabang dan menghentikan operasinya kecuali di enam kota di AS.
Bank itu kini mencoba meningkatkan kinerja dengan aplikasi baru yang rencananya mulai dipasarkan di kuartal ketiga. Para eksekutif perusahaan berharap bisa meraup simpanan tanpa membuka cabang baru, mengakuisisi pesaing, ataupun mengalahkan suku bunga pesaing. Tiga cara itu biasa digunakan untuk menarik simpanan dengan ongkos dan risiko tersendiri.
Aplikasi yang tidak bernama itu akan semakin mendorong bank memperluas bisnis manajemen kekayaan, katanya seperti dilansir dari Reuters.
Berkompetisi untuk simpanan itu penting di tengah kenaikan suku bunga. Saat bank-bank mulai melaporkan laporan keuangan kuartal kedua di hari Jumat (6/7/2018), para investor akan mengawasi tingkat simpanan dan biaya dananya dengan ketat.
Ini adalah pertaruhan tinggi bagi Citigroup yang kurang untung dibanding pesaingnya dan berupaya mencapai target keuangan yang sukar dipahami dari Chief Executive Officer Michael Corbat.
Citigroup, bank terbesar ketiga di AS berdasarkan aset, memiliki 4% dari seluruh simpanan AS, dibandingkan dengan 11% di JPMorgan Chase & Co, Bank of America Corp, dan Wells Fargo & Co, menurut S&P Global.
Ongkosnya juga lebih mahal karena sebagian besar simpanan berasal dari institusi dan nasabah kaya yang meminta bunga lebih tinggi. Citigroup membayar 0,81% rekening-rekening berbunga besar di AS pada tahun 2017, dibandingkan dengan kurang dari 0,30% di tiga bank besar lainnya, menurut dokumen tahunan.
Citigroup memiliki lebih dari cukup uang untuk mendanai pinjamannya. Namun, pihaknya hanya menerima sepertiga dari jumlah pendapatan simpanan nasabah AS yang diperoleh JPMorgan dan Bank of America, kata analis bank Moody's Investors Service Peter Nerby.
Kesenjangan bisa melebar saat bank-bank lain menjalankan rencana memperluas operasi ke kota-kota baru dengan membangun ratusan kantor cabang untuk berjalan beriringan dengan aplikasi mereka.
Citigroup sendiri memiliki 700 kantor cabang, jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Bank of America dan JPMorgan yang masing-masing memiliki 4.400 dan 5.100 kantor cabang.
"Penawaran tidak digital bisa banyak membantu Anda," kata Dean Athanasia, kepala divisi nasabah perbankan Bank of America, dalam sebuah wawancara.
Bahkan ketika nasabah menggunakan aplikasi digital, mereka masih menginginkan cabang lokal di mana mereka bisa bertatap muka dengan pegawai bank, katanya.
Citigroup kemungkinan membuka cabangnya secara selektif dari waktu ke waktu di lokasi-lokasi yang akan membantu bisnis kekayaan, kata Chuback.
Untuk saat ini, bank kemungkinan tidak membangun kantor fisik apapun, sebagian disebabkan oleh anggaran yang ketat. Manajemen sudah berjanji untuk memangkas pengeluaran sebesar US$1,5 miliar (Rp 21,4 triliun) dari nasabah pada tahun 2020 untuk memenuhi target dari Corbat.
"Kami sepenuhnya fokus pada implementasi dan eksekusi platform perbankan digital nasional kami," kata Corbat dalam sebuah konferensi di bulan Mei ketika ditanya tentang rencana para pesaing untuk membangun kantor cabang.
Next Page
Persaingan ketat
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular