Internasional

Komentar Perang Dagang Trump Rugikan Pasar Saham Rp 13.879 T

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 June 2018 12:17
Taktik dan retorika perdagangan Donald Trump menyebabkan pasar saham kehilangan nilainya lebih dari US$1 triliun (Rp 13.879 triliun).
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Jakarta, CNBC Indonesia - Taktik dan retorika perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang keras telah menyebabkan pasar saham kehilangan nilainya lebih dari US$1 triliun (Rp 13.879 triliun), menurut ahli strategi kuantitatif JPMorgan.

"Mengaitkan alur berita terkait perdagangan (positif atau negatif) dengan kinerja pasar AS, kami memperkirakan dampaknya terhadap ekuitas AS adalah negatif 4,5%," sejak bulan Maret, kata Marko Kolanovic dari JPMorgan dalam sebuah catatan hari Rabu (6/6/2018).

"Dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar saat ini, hal ini telah mengurangi kapitalisasi pasar perusahaan AS senilai US$1,25 triliun. Sebagai perbandingan, jumlah ini sekitar dua pertiga dari nilai total stimulus fiskal," tambahnya.

Trump selama berbulan-bulan menggunakan retorika dan tarif ekonominya untuk mencoba mengubah transaksi perdagangan yang dianggap tidak adil oleh pemerintah dan merugikan kepentingan ekonomi Amerika.

Perdagangan terus menjadi topik panas antara AS dan mitra utamanya serta untuk investor di Wall Street. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok lebih dari 200 poin pada Kamis pekan lalu menyusul keputusan presiden untuk memasukkan Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa dalam daftar negara yang dikenakan tarif baja dan aluminium global.

Sejak itu, negara-negara lain membalas, menerapkan tarif mereka sendiri terhadap ekspor Amerika, seperti daging babi, selai kacang, dan sepeda motor.

Trump, yang berulang kali menggarisbawahi kenaikan pasar saham di bawah masa jabatannya, bisa benar-benar memacu harga saham menjadi lebih tinggi jika ia menghentikan nada bicaranya yang kerasnya, kata tim JPMorgan, dilansir dari CNBC International.

Kolanovic, yang mengepalai strategi kuantitatif dan derivatif global JPMorgan, pernah memprediksi koreksi pasar saham awal tahun ini dan menyoroti rasa puas diri dan pengaruhnya yang tinggi di pasar sebagai tanda peringatan. Namun dalam catatan Rabu, ahli strategi itu menyoroti dampak perdagangan dan ideologi proteksionis sebagai penggerak pasar yang 'signifikan'.


"Strategi negosiasi yang mencakup ancaman dapat berhasil dalam pengaturan negosiasi dua pihak, tetapi lebih mungkin untuk memberikan hasil yang merugikan diri sendiri dalam sistem yang kompleks seperti perdagangan global," katanya.

"Nilai yang dihancurkan oleh perang dagang bisa pulih jika kebijakan diubah, sementara dampak positif dari langkah fiskal kemungkinan akan tetap. Ini kemungkinan akan mengkatalisasi reli pasar sebesar 4%."

"Namun, jika ketidakpastian ini ada di pasar untuk jangka waktu yang lebih lama, kerusakan akan menjadi lebih permanen dan probabilitas efek yang mengganggu akan meningkat," ia menyimpulkan. "Ketegangan perdagangan terus menimbulkan kerusakan pada kondisi psikologi investor dan kepercayaan bisnis."

Pastinya, pertarungan Trump untuk perdagangan yang lebih seimbang bisa berakhir dengan menguntungkan perekonomian.

Defisit perdagangan tampaknya menurun, merosot ke level terendah dalam tujuh bulan pada bulan April, Departemen Perdagangan melaporkan pada hari Rabu. Defisit perdagangan turun 2,1% menjadi US$46,2 miliar, terendah sejak September.

Jika tren berlanjut, perdagangan dapat berkontribusi pada produk domestik bruto pada kuartal kedua, didukung oleh kekuatan di sektor manufaktur dan belanja konsumen.
(prm) Next Article Telisik Turunnya Harga Emas di Saat Meredanya Konflik Global

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular