Akuisisi Uber Berpotensi Monopoli, Grab Dijatuhi Sanksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi persaingan usaha Singapura telah merampung penyelidikan atas akusisi Uber oleh Grab di Asia Tenggara. Dalam pengumumannya, Kamis (5/7/2018) akuisisi dan merger tersebut telah secara substansial mengurangi persaingan dalam bisnis berbagi tumpangan (ride-hailing).

[Gambas:Video CNBC]
Mengutip Reuters, komite persaingan usaha Singapura berencana akan menjatuhkan sanksi keuangan kepada Uber-Grab atas aksi korporasi yang membuat kurangnya persaingan di pasar transportasi online di Singapura.

Pilihan Redaksi Suntik Startup Singapura, Telkom Perbesar Bisnis E-Logistik Tak Hanya Teknologi, Induk Google Juga Raksasa Transportasi Moody's Berikan Outlook Negatif Untuk Matahari Putra Prima

Pada akhir Maret 2018, Grab Inc mengumumkan akuisisi terhadap bisnis Uber Asia Tenggara. Nilai transaksi ini bernilai lebih dari US$6 miliar. Transaksi ini tidak dalam bentuk tunai tetapi Uber akan mendapatkan 27,5% saham Grab dan CEO Uber akan duduk dalam jajaran manajemen Grab.

Pasca-akuisisi, Uber menghilang dari Asia Tenggara mulai 9 April 2018. Semua pengemudi Uber diizinkan bergabung dengan dengan armada Grab.

Sejumlah otoritas di Asia Tenggara mencoba menyelidiki akuisisi ini. Otoritas Singapura, Malaysia, dan Filipina melakukan penyelidikan karena takut akuisisi akan merugikan konsumen karena adanya potensi kenaikan harga secara semena-mena dan mengurangi kualitas layanan.
(roy/prm) Next Article Akuisisi Uber Dijatuhi Sanksi, Grab Ajukan Banding