Perkembangan Teknologi

Produsen Mobil Investasi di Grab Cs, Ini yang Diincar

Roy Franedya, CNBC Indonesia
20 June 2018 19:04
Produsen Mobil Investasi di Grab Cs, Ini yang Diincar
Foto: REUTERS/Edgar Su/
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa otomotif asal Jepang, Toyota Motor Corp resmi mengumumkan suntikan dana sebesar US$1 miliar atau setara Rp 13,9 triliun (asumsi US$1 = Rp 13.900) ke Grab Holdings. Ini kali kedua Toyota menyuntikkan dana ke Grab.

Melalui suntikan modal ini, Toyota berhak menempatkan orangnya di dewan direksi Grab. Anggota tim Toyota juga akan menjadi pejabat eksekutif di perusahaan ride-sharing ini.

Sebelumnya PT Astra International juga berinvestasi di perusahaan ride-sharing asal Indonesia. Astra menyuntikkan dana sebesar US$150 juta ke Go-Jek.

Lalu, apa yang membuat para produsen otomotif berinvestasi di startup transportasi online?

Selain mengincar keuntungan dari investasi, para produsen otomotif ini mengincar data yang dimiliki perusahaan transportasi online yang sulit didapatkan karena data perusahaan transportasi online tidak bisa dijual secara bebas. Hal ini berkaca pada langkah yang diambil Toyota Corp.

Setelah suntikan dana tersebut Toyota akan memasang perangkat perekam mengemudi TransLog ke dalam armada mobil Grab. Perangkat ini akan merekam seperti kecepatan berkendara, jarak tempuh dan waktu yang dihabiskan ketika macet.

"Hanya perusahaan ride-sharing yang memiliki yang memiliki data yang bagus dan ekstensif tentang penggunaannya, sehingga para pembuat mobil ingin terhubung dengan itu," kata Egil Juliussen, direktur penelitian untuk infotainment otomotif dan sistem bantuan pengemudi canggih di IHS Markit, seperti dikutip dari Reuters.

Dengan kerja sama ini Toyota akan mampu menangkap volume data yang akan sulit dikumpulkan dari mobil pribadi yang pada hari-hari tertentu jarang digunakan. Dengan data ini Toyota menambah wawasan tentang fleet management.

Dengan fleet management maka perusahaan dapat mengelola armada kendaraan perusahaan. Layanan ini berbentuk sistem keuangan kendaraan, sistem pemeliharaan kendaraan, sistem telematik (tracking dan diagnosis), manajemen pengemudi, manajemen bahan bakar hingga manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Data yang diperoleh juga bisa digunakan untuk rencana asuransi khusus berdasarkan pengunaan pengemudi. Data yang didapat pun berguna untuk pengembangan mobil tanpa sopir atau mobil otonom.

Kemitraan antara produsen otomotif dengan taksi online merefleksikan bagaimana para produsen mobil berteriak-teriak untuk mendapatkan akses ke basis pengguna transporatasi online.

Mengutip riset bertajuk "Global Automotive Supplier Study 2018" salah satu tantangan produsen otomotif adalah perusahaan transportasi online dan pengembangan mobil otonom dan mobil listrik. Bila tantangan ini tidak diatasi makan di tahun mendatang pertumbuhan bisnis produsen otomotif akan terancam.

Kehadiran transportasi online telah membuat penjualan kendaraan pribadi turun. Masyarakat semakin enggan memiliki kendaraan bermotor karena bisa menggunakan transportasi online yang lebih murah ketimbang menggunakan jasa taksi konvensional.

Untuk mengembangkan mobil otonom, produsen otomotif harus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intellegence). Untuk teknologi ini dibutuhkan data yang komprehensif mengenai kebiasaan pengendara selain data internet yang borong. Untuk mengoperasikan kendaraan otonom dibutuhkan 4.000 GB per hari.

Selama ini perusahaan teknologi yang sangat agresif mengembangkan mobil otonom. Melalui serangkaian kemitraan dengan transportasi online, produsen otomotif akan mampu bersaing dengan perusahaan teknologi dan kembangkan layanan transportasi generasi berikutnya.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular