Sepi... Lelang Sukuk Ditawar Rp 13,39 T, Diambil Rp 2,8 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Penawaran yang masuk dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN) belum juga membaik. Pada lelang sukuk hari ini, Selasa (22/3), jumlah penawaran yang masuk hanya mencapai Rp 13,39 triliun rupiah.
Jumlah penawaran tersebut merupakan yang terendah dalam tahun ini. Jumlah tersebut juga menurun drastis dibandingkan yang tercatat pada lelang dua pekan sebelumnya (8/3/2022) yakni Rp 15,3 triliun.
Dari jumlah yang masuk, pemerintah hanya menyerap utang sebesar Rp 2,8 triliun, tidak sampai setengah dari yang diserap pada dua pekan sebelumnya (Rp 6,2 triliun). Jumlah tersebut juga menjadi yang terendah sepanjang tahun ini.
Jumlah yang diambil juga jauh lebih kecil dibandingkan yang ditetapkan dalam target indikatif yakni Rp 9 triliun. Sebagai catatan, pada lelang pertama sukuk pertama (11/1) bids yang masuk mencapai Rp 55,35 triliun sementara yang diambil sebesar Rp 11 triliun.
Pada lelang sukuk kedua, jumlah penawaran yang masuk masih menyentuh Rp 38,3 triliun tetapi jumlah penawaran yang masuk terus jatuh menjelang Maret.
Sebagai informasi, pemerintah melaksanakan lelang Surat Berharga Syariah Negara hari ini untuk seri SPNS06092022 (reopening), PBS031 (reopening), PBS032 (reopening), PBS030 (reopening), PBS029 (reopening) dan PBS033 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Seri yang paling laris diincar investor pada lelang tahun ini adalah Surat Perbendaharaan Syariah Negara SPNS06092022 tenor 6 bulan. Incoming bids pada seri tersebut mencapai Rp 4,02 triliun, lebih dari sepertiga dari bids yang masuk.
Pada tenor lebih panjang, seri yang paling laris adalah PBS029 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034. Penawaran yang masuk pada seri tersebut mencapai Rp 3,21 triliun.
Dibandingkan pada lelang dua pekan sebelumnya, yield yang diminta investor naik cukup tajam. Di SPNS06092022, yield tertinggi yang masuk ada di level 3% sementara pada lelang sebelumnya di level 2,8%. Sementara itu, pada surat utang PBS029 bertenor 11 tahun, yield tertinggi yang masuk ada di level 7,14% sementara pada lelang sebelumnya ada di angka 6,89%.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak ingin menyerap utang dalam jumlah besar karena banyaknya pilihan untuk menutup defisit anggaran.
Pilihan tersebut di antaranya surplus kas negara, bantalan dana dari BI, serta alternatif pembiayaan lain, seperti Samurai Bond dan kebijakan pinjaman dari bank multilateral. Defisit anggaran juga kemungkinan lebih kecil dibandingkan yang ditetapkan dalam APBN 2020 yakni 4,85% dari PDB tahun ini.
"Kombinasi ini memberi kita kemampuan untuk bermanuver terutama ketika pasar global dan pasar luar negeri masih dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti saat ini. Hari ini kita menikmati pilihan apa yang tersedia bagi pemerintah untuk memilih pembiayaan defisit kita," kata Sri Mulyani belum lama ini.
[Gambas:Video CNBC]
Mulai Dilirik, Peminat Lelang Sukuk Naik
(mae/mae)