
Sering Disebut Tukang Ngutang, Ini Jawaban Sri Mulyani!

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang selalu menjadi kekhawatiran banyak pihak. Khususnya dalam beberapa waktu terakhir, ketika pandemi covid-19, utang Indonesia melonjak drastis baik secara nominal dan rasio terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Kita berutang untuk selamatkan masyarakat, ekonomi dan sosial," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab pertanyaan Chairman & Founder CT Corp, Chairul Tanjung dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).
Pertanyaan CT tersebut mengacu kepada banyak pihak yang selalu meributkan persoalan utang Indonesia. Bahkan tidak sedikit yang menyebut bendahara negara tersebut tukang ngutang.
Lonjakan utang seiring dengan tingginya kebutuhan belanja sebagai stimulus untuk masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Sementara penerimaan pajak anjlok akibat berhentinya aktivitas ekonomi nasional.
Sehingga pemerintah menyusun aturan pelebaran defisit anggaran di atas 3% PDB agar ada ruang yang lebih besar untuk belanja.
"Kita dihadapkan pilihan penerimaan turun dan masyarakat ancaman kesehatan, PHK, sosial dan ekonomi ambruk dan sektor keuangan kalau nggak dihentikan," jelasnya.
Hasilnya terlihat dalam dua tahun terakhir. Utang memang meningkat akan tetapi dibandingkan banyak negara lain, Indonesia masih jauh terkendali. Kini defisit anggaran sudah turun perlahan dan kembali di bawah 3% PDB pada 2023.
"Jadi kenapa utang? karena kita menerima penerimaan saat ekonomi naik lagi.Tahun ini 2 bulan pertama penerimaan di atas 30%. Jadi APBN tool, kalau dibutuhkan dia kerja keras dan saat sudah membaik dia disehatkan kembali," pungkasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article No Choice! Sri Mulyani: Ekonomi Hancur, Makanya Kita Ngutang