Meski Peminat Sepi, Target Lelang Sukuk Terpenuhi

Syariah - M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
07 February 2023 18:40
Uang Rupiah Baru (Dok BI) Foto: Uang Rupiah Baru (Dok BI)

Jakarta, CNBC Indonesia- Jumlah peminat dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk turun. Pada lelang sukuk hari ini, Selasa (7/2/2022), jumlah penawaran yang masuk hanya Rp 26,26 triliun. Jumlah tersebut turun dibandingkan pada lelang sebelumnya.

Dari jumlah penawaran yang masuk, pemerintah mengambil Rp 14 triliun. Jumlah tersebut berhasil memenuhi target indikatifnya dengan jumlah yang sama.

Dengan demikian, pemerintah kembali berhasil memenuhi target indikatif lelang sepanjang tahun ini.

Kendati demikian, jumlah penawaran yang masuk menurun menjadi Rp 26,26 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya yakni Rp 28,55 triliun.

Seperti diketahui, pemerintah melaksanakan lelang sukuk untuk enam seri yaitu SPNS08082023 (new issuance), PBS036 (reopening), PBS003 (reopening), PBS037 (reopening), PBS034 (reopening) dan PBS033 (reopening).

Dari enam seri yang ditawarkan pada lelang hari ini, semuanya berhasil terjual.

Namun,yield yang diminta investor jauh lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya.Yieldterendah yang masuk pada penawaran untuk seri tersebut ada di 5,25% sementarayieldtertinggi ada di 7,45%.

Yieldtersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada lelang sebelumnya yakni berkisar 5,30%-7,42%.

Seri yang paling banyak terjual adalah PBS037 yang jatuh tempo pada Maret 2036. Seri tersebut mendapat penawaran sebanyak Rp 6,36 triliun sementara jumlah yang dimenangkan sebesar Rp 4,00 triliun.

Yieldrata-rata tertimbang yang dimenangkan pada seri tersebut menyentuh 7,12%. Angka tersebut tidak bergerak dengan yield pada lelang sebelumnya.

Seri lain yang mendapat penawaran cukup tinggi adalah PBS003 yang jatuh tempo pada 15 Januari 2027. Seri tersebut menerima penawaran sebanyak Rp 5,58 triliun sementara yang dimenangkan sebesar Rp 3,50 triliun.

Yieldrata-rata tertimbang yang dimenangkan pada seri tersebut adalah 6,49%, lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya yakni 6,38%.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto mengatakan kenaikan yield disebabkan kekhawatiran investor mengenai kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).

Pasar khawatir setelah data non-farm payroll menunjukkan pasar tenaga kerja masih kencang.

"Kemarin baru keluar data non-farm pay roll AS ternyata jauh lebih bagus dari ekspektasi, kemudian yield US Treasury naik cukup signifikan. Itu kayaknya berpengaruh dengan market kita," tutur Suminto, di Gedung DPR, Selasa (7/2/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]


[Gambas:Video CNBC]

(mae)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
Artikel Terkait
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading