Sementara itu kabar data pekerja dari Amerika Serikat (AS) dan suku bunga Bank Indonesia (BI) akan membayangi laju mata uang rupiah pada perdagangan hari ini.
Ulasan lengkap mengenai berbagai sentimen pada perdagangan hari ini bisa dibaca di halaman ketiga. Kemudian agenda-agenda penting emiten dan rilis data makro ekonomi bisa diperhatikan di halaman empat.
Keluarnya BREN dari papan pemantauan khusus akan memiliki efek terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali ke level 6.800.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah pada penutupan perdagangan Kamis (20/6/2024), karena pemimpin pasar Nvidia mundur dari kenaikan sebelumnya, sementara investor mengevaluasi data ekonomi terkini dan komentar dari pejabat The Fed untuk menentukan waktu penurunan suku bunga tahun ini.
Sebelumnya, S&P 500 mencapai titil 5.500 poin untuk pertama kalinya, target akhir tahun yang diperkirakan oleh beberapa broker. Nasdaq mengakhiri rekor penutupan tertinggi tujuh sesi berturut-turut.
S&P 500 membukukan 31 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 6 titik terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 39 titik tertinggi baru dan 217 titik terendah baru.
Volume di bursa AS adalah 11,98 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,51 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Bredasarkan data Refinitiv pada perdagangan Kamis (21/6/2024) Dow Jones Industrial Average naik 299,90 poin, atau 0,77%, menjadi 39.134,76. Indeks S&P 500 turun 13,86 poin, atau 0,25%, menjadi 5.473,17 dan Nasdaq Composite melemah 140,64 poin, atau 0,79%, menjadi 17.721,59.
Saham Nvidia turun 3,54% setelah naik di awal sesi. Pembuat chip tersebut menjadi perusahaan publik paling bernilai. Sementara saham Dell dan Super Micro Computer juga turun masing-masing 0,42% dan 0,26% setelah kenaikan awal, menyusul berita bahwa mereka menerima pesanan server untuk startup AI milik Elon Musk.
Pasar juga dipengaruhi jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun pada minggu lalu, namun data terbaru menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan orang yang menerima tunjangan mencapai tingkat tertinggi sejak bulan Januari, yang menunjukkan bahwa pasar kerja AS terus melemah.
Data lain menunjukkan pembangunan perumahan di AS turun pada bulan Mei di tengah tingginya suku bunga hipotek.
"Berita yang kami terima hari ini hanyalah kelemahan negatif lainnya dalam perekonomian", kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt di Atlanta.
"Dalam laporan ketenagakerjaan, Anda mendapatkan klaim (pengangguran) yang tidak buruk, tapi itu masuk ke wilayah yang tidak lagi rendah."
Di sisi lain, saham setor energi dan utilitas merupakan peraih keuntungan terbesar di antara 11 indeks sektor S&P 500, masing-masing naik 1,86% dan 0,89%, sementara teknologi memimpin penurunan.
"Masih banyak keributan mengenai pasokan dan permintaan yang masih belum terlalu kuat. Namun baru saja ada... kemauan untuk kembali ke wilayah di mana kita akan membutuhkan energi di masa depan," kata Martin.
Sementara itu, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan akan memakan waktu satu atau dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke 2%, karena pertumbuhan upah mungkin masih terlalu tinggi, sehingga memicu kekhawatiran akan kenaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih lama.
Pasar uang saat ini melihat peluang 58% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral AS pada bulan September, menurut data FedWatch LSEG.
Pasar saham Indonesia akan mendapatkan suntikan dukungan setelah saham Barito Renewable Tbk atatau BREN resmi keluar dari papan pemantauan khusus bursa.
Hal ini berarti saham milik taipan Prajogo Pangestu ini tidak akan lagi ditransaksikan dengan full periodic call auction (FCA).
BREN Resmi Keluar dari FCA
Keluarnya saham BREN dari papan pemantauan khusus didukung pengumuman BEI No Peng-CK-00022/BEI.PLP/06-2024 soal Pencabutan Efek Bersifat Ekuitas dari Pemantauan Khusus, yang dipublikasikan pada Kamis malam (20/6/2024).
Alhasil BREN akan kembali ke papan utama BEI dan mulai efektif pada perdagangan 21 Juni 2024.
Diketahui Prajogo rajin menambah kepemilikan saham di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Pada Rabu 12 Juni 2024, Direktur dan Corporate Secretary PT Barito Renewables Energy Tbk Merly mengumumkan, Chairman Grup Barito Pacific tersebut melakukan transaksi pembelian saham sebesar 10 juta lembar.
Penambahan kepemilikan ini merupakan penambahan kepemilikan kedua kalinya yang dilakukan dalam rentang waktu dua hari, setelah sebelumnya Bapak Prajogo menambah kepemilikan saham BREN pada 10 Juni 2024.
Transaksi pembelian saham pada 10 Juni 2024 sebanyak 37.848.800 lembar saham, sehingga Prajogo merogoh kocek senilai Rp 251,69 miliar.
Pemangkasan Suku Bunga Masih akan Berpengaruh Terhadap Pasar
BI kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Juni 2024.
Sedangkan suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan suku bunga Lending Facility sebesar 7%.
Hal ini sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya. Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 11 lembaga/institusi dengan sepakat memperkirakan BI akan tetap di level 6,25% atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan pada pertemuan Juni ini.
"Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stabilitas sebagian langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (20/6/2024)
Kebijakan ini, kata Perry akan didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilitas rupiah dan masuknya aliran modal asing. Diketahui rupiah kini sudah menembus level Rp16.400.
Meskipun begitu, BI membuka peluang suku bunganya akan di diturunkan pada waktu mendatang. Hal ini didukung oleh fundamental ekonomi dalam negeri pada level yang baik.
"Ke depan akan ada ruang suku bunga BI turun ya masih ada," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (20/6/2024).
Sisi fundamental menurutnya rupiah bisa menguat, diukur dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi terkendali dan defisit transaksi berjalan. Keseluruhan komponen tersebut sejauh ini masih bagus.
Hanya saja, Perry menambahkan bahwa situasi eksternal masih diliputi ketidakpastian. Terutama disebabkan oleh kebijakan suku bunga acuan AS dan ketegangan geopolitik. Sementara dalam negeri ada sentimen negatif yang berasal dari kekhawatiran akan pengelolaan fiskal ke depan.
Data Pekerja AS Menunjukkan Masih Lemah
Permohonan tunjangan pengangguran AS yang pertama kali turun secara moderat pada pekan yang berakhir 15 Juni 2024.
Klaim awal tunjangan pengangguran negara turun 5.000 menjadi 238.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 15 Juni, kata Departemen Tenaga Kerja. Angka ini hanya membalikkan sekitar sepertiga lonjakan pada minggu sebelumnya, yang telah mendorong kenaikan klaim ke level tertinggi dalam 10 bulan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 235.000 klaim pada minggu terakhir.
Klaim telah melonjak pada minggu sebelumnya, dengan belasan negara bagian melaporkan peningkatan yang signifikan. Beberapa negara bagian melaporkan peningkatan PHK di bidang pendidikan, transportasi dan pergudangan, akomodasi dan jasa makanan, manufaktur serta industri pertanian, kesehatan dan ritel.
Rata-rata klaim dalam empat minggu, yang menghaluskan beberapa volatilitas dalam data, meningkat 5.500 menjadi 232.750 pada minggu lalu. Itu merupakan angka tertinggi sejak pertengahan September.
"Klaim awal menunjukkan bahwa peningkatan lapangan kerja nonpertanian di bulan Mei tidak akan terulang di bulan Juni," kata Ryan Sweet, kepala ekonom AS di Oxford Economics. "Risiko terhadap pasar tenaga kerja harus mendapat perhatian dari Federal Reserve."
Meskipun pertumbuhan lapangan kerja meningkat pada bulan Mei, hal ini mungkin melebih-lebihkan kesehatan pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,0% pada bulan Mei untuk pertama kalinya sejak Januari 2022 di tengah tanda-tanda bahwa pekerja yang di-PHK akan kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.
Klaim berkelanjutan naik tipis ke penyesuaian musiman sebesar 1,828 juta selama pekan yang berakhir 8 Juni, tertinggi sejak Januari.
 Foto: Refinitiv Klaim Awal Pengangguran AS |
Pasar Rumah AS Lemah
Sementara pembangunan perumahan baru turun ke level terendah dalam hampir empat tahun pada bulan Mei, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi tetap moderat pada kuartal kedua.
Laporan dari Biro Sensus Departemen Perdagangan menunjukkan pembangunan perumahan baru turun 5,5% ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,277 juta unit pada bulan lalu, terendah sejak Juni 2020. Para ekonom memperkirakan mulai pulih ke tingkat 1,370 juta unit.
Tingkat rata-rata hipotek tetap populer selama 30 tahun melesat ke level tertinggi dalam enam bulan di 7,22% pada awal Mei sebelum turun menjadi sedikit di bawah 7,0% pada akhir bulan, data dari lembaga pembiayaan hipotek Freddie Mac menunjukkan.
Meskipun suku bunga hipotek tetap 30 tahun telah didorong lebih jauh di bawah 7,0%, mungkin diperlukan waktu beberapa saat agar perumahan baru bisa pulih. Kepercayaan di kalangan pembangun rumah mencapai titik terendah dalam enam bulan pada bulan Juni, dengan National Association of Home Builders pada hari Rabu mengeluh bahwa "tingginya suku bunga hipotek membuat banyak calon pembeli tidak ikut serta."
Ekonom di Goldman Sachs memangkas perkiraan pertumbuhan PDB mereka untuk kuartal kedua menjadi tingkat tahunan 1,9% dari laju 2,0%. Perekonomian tumbuh pada kecepatan 1,3% pada kuartal pertama.
Perumahan baru untuk keluarga tunggal, yang menyumbang sebagian besar pembangunan rumah, turun 5,2% ke tingkat 982.000 unit pada bulan lalu, terendah sejak Oktober.
Izin untuk pembangunan perumahan di masa depan, yang merupakan indikasi proyek yang sedang berjalan, anjlok 3,8% - seperti permulaan, terendah sejak Juni 2020. Pengajuan izin keluarga tunggal turun 2,9% ke angka 949.000 unit, terendah dalam hampir satu tahun.
 Foto: Refinitiv Perumahan AS |
Ekspektasi Pasar Terhadap Suku Bunga The Fed
Kedua data membuat pasar melihat peluang The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 31 Juli 2024.
Seiring dengan hal tersebut pasar melihat peluang The Fed akan menurunkan suku bunganya dua kali dalam tahun ini, yakni pada pertemuan September sebesar 25 basis poin ke 5,00% - 5,25%. Kemudian sekali lagi pada Desember sebesar 25 basis poin ke 4,75%-5,00%.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Inflasi Jepang periode Mei (06.30 WIB),
- Seminar roadmap industri asuransi jiwa dan asuransi umum menuju pelaksanaan penjaminan polis asuransi lembaga penjamin simpanan. Narasumber antara lain Kepala DK LPS, Ketua Umum AAUI dan Ketua Umum AAJI (08.30 WIB),
- Diskusi ekonomi syariah dengan narasumber Gubernur BI dan Ketua DK OJK (10.00 WIB),
- Ngopi Bareng Plt. Direktur dan Sumber Daya BAKTI di Press Room Kementerian Kominfo (14.00 WIB),
- Perkiraan S&P Global PMI Manufaktur AS periode Juni (20.45 WIB).
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Cum Date Dividen: AXIO, BRAM, DVLA, JTPE, SCCO, SHIP, ZYRX.
- RUPST: AMFG, APIC, ARKA, ATIC, BABP, BAYU, BCAP, BESS, BKDP, BNBR, BSDE, CAMP, CASS, CPRO, DOID, DPUM, DUTI, FAPA, FMII, GPRA, IBOS, IDPR, KICI, KIOS, LMPI, LRNA, MBMA, MITI, MKPI, MTMH, PANS, RICO, RSGK, SIMM, SMSM, SNLK, SOSS, SRAJ, SSIA, TRJA, VICO, WGSH, WOWS, YELP, YPAS, ZINC.
Berikut untuk indikator ekonomi RI :
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.