Foto: Pegawai berjalan dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (6/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dan diperkirakan akan dipangkas lagi pada pertemuan Maret
Ekonomi Amerika Serikat pada kuartal empat diperkirakan tumbuh tapi melambat
Donald Trump segera umumkan tarif impor ting untuk barang dari Kanada dan Meksiko
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia gugup dalam menghadapi keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed. Baik pasar saham maupun nilai tukar rupiah berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin (30/1/2025).
Sementara pada perdagangan hari ini, pasar keuangan Indonesia kembali mendapatkan sentimen kuat dari rilis data-data di AS, di mana merupakan faktor penting dalam pengambilan kebijakan suku bunga oleh The Fed. Sehingga diprediksi akan membuat pasar saham dan nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif.
Adapun beragam sentimen penggerak pasar hari ini akan diulas di halaman tiga beserta agenda-agenda yang ada di halaman empat.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks utama pasar saham, ditutup merana pada akhir perdagangan Kamis (30/1/2025). IHSG ditutup merosot 1,29% ke posisi 7.073,48. IHSG pun terkoreksi kembali mendekati level psikologis 7.000.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 12,07 triliun dengan melibatkan 18,46 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,23 juta kali. Sebanyak 200 saham menguat, 383 saham melemah, dan 312 saham stagnan.
Secara sektoral, hampir semua sektor melemah, di mana paling dalam utilitas dan properti. Masing-masing sektor ambruk 4,61% dan 2,72% pada perdagangan kemarin.
Di sisi lain, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup anjlok 0,53% di angka Rp16.255/US$ pada Kamis (30/1/2025). Depresiasi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Jumat lalu (24/1/2025) yang menguat 0,65%.
Pelemahan rupiah dan IHSG terjadi setelah The Fed memutuskan untuk menyudahi tren pemangkasan suku bunga yang terjadi selama tiga pertemuan beruntun.
Dini hari tadi, The Fed menahan suku bunga ini diputuskan pada awal tahun di rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pertama The Fed sejak Presiden Donald Trump memimpin kembali AS.
Keputusan The Fed ini juga berbanding terbalik dengan keinginan Trump yang menginginkan suku bunga rendah.
"Kami merasa tidak perlu terburu-buru untuk melakukan penyesuaian apa pun. Saat ini, kami merasa kami berada di posisi yang sangat baik. Kebijakan ini sudah diposisikan dengan baik dan ekonomi berada dalam posisi yang cukup baik." tutur Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai menggelar rapat FOMC, dikutip dari CNN International.
Hal ini membuat DXY masih berada di level yang cukup tinggi dan akhirnya menekan rupiah. Sementara itu harapan para investor untuk melihat The Fed lebih agresif memangkas suku bunga sepanjang tahun ini juga sirna.
Melansir perangkat Fedwatch para pelaku pasar melihat peluang The Fed untuk memangkas suku bunga pada tahun ini hanya terjadi sekali yakni pada pertemuan Juni sebesar 25 basis poin menjadi 4,00% - 4,25%.
Indeks saham utama di bursa asaham AS menguat didorong oleh rilis laporan keuangan emiten, terutama dari sektor teknologi.
Dow Jones Industrial Average naik 168,61 poin atau 0,38%, ditutup di 44.882,13. Pada level tertingginya dalam sesi ini, indeks sempat bertambah hampir 300 poin. S&P 500 naik 0,53% menjadi 6.071,17, sementara Nasdaq Composite menguat 0,25% dan berakhir di 19.681,75.
Namun, laju saham sedikit tertahan menjelang penutupan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan niatnya untuk menerapkan tarif 25% pada barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko.
Sementara itu, para pelaku pasar mencermati laporan keuangan terbaru dari beberapa perusahaan teknologi raksasa.
Saham Meta Platforms dan Tesla masing-masing naik 1,6% dan 2,9%, sementara saham Microsoft turun 6,2% setelah melaporkan hasil keuangan mereka.
Kinerja pendaptand an laba Meta melampaui ekspektasi pasar. Akan tetapi saham Microsoft melemah setelah proyeksi pendapatan kuartalannya yang diperkirakan akan mengalami perlambatan laju kinerha.
"Kita punya tiga perusahaan teknologi besar yang melaporkan kinerja tadi malam, dan sebagian besar dari mereka keluar dari musim laporan keuangan ini tanpa dampak besar," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth Management.
"Ini adalah hal yang positif jika melihat jumlah keseluruhan perusahaan yang telah melaporkan dan berapa banyak yang berhasil mengalahkan ekspektasi baik dalam pendapatan maupun laba bersih."
Beberapa anggota lain dari grup 'Magnificent Seven' dijadwalkan melaporkan hasil mereka dalam beberapa hari ke depan, dengan Apple yang akan merilis laporan keuangan pada Kamis. Amazon akan menyusul minggu depan. Investor juga menantikan laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) untuk bulan Desember yang akan dirilis pada Jumat.
Di sisi lain, investor lebih berhati-hati setelah pertumbuhan PDB kuartal keempat hanya mencapai 2,3%, lebih rendah dari perkiraan.
Pada hari sebelumnya, Wall Street mengalami pelemahan setelah bank sentrals Federal Reserve menunda pemangkasan suku bunga dan mempertahankan suku bunga pinjaman di kisaran 4,25% hingga 4,5%. Dalam pernyataan setelah pertemuan, para pembuat kebijakan mencatat bahwa inflasi masih "cukup tinggi."
"Kita sekarang bisa sedikit mengesampingkan ketidakpastian soal suku bunga karena The Fed kemungkinan mempertahankannya untuk alasan yang tepat, yaitu data ekonomi yang mendukung keputusan tersebut," kata Hogan.
"Ini juga memberi mereka waktu untuk meninjau kebijakan dari pemerintahan baru dan menganalisis dampaknya terhadap ekonomi dan inflasi."
Tarif Tinggi Trump untuk Kanada dan Meksiko Akan Segera Diumumkan
Presiden AS Donald Trump pada Kamis mengatakan bahwa ia kemungkinan akan memutuskan sebelum akhir hari apakah akan menerapkan tarif 25% pada impor minyak dari Meksiko dan Kanada, yang akan mulai berlaku pada 1 Februari.
"Kami mungkin akan melakukannya, atau mungkin tidak. Kami kemungkinan akan membuat keputusan itu malam ini," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Trump berulang kali memperingatkan Meksiko dan Kanada-dua mitra dagang utama AS-bahwa ia akan memberlakukan tarif jika kedua negara tidak menghentikan pengiriman fentanil serta arus migran yang melintasi perbatasan AS.
Saat tarif impor yang tinggi diberlakukan akan membuat pelaku pasar khawatir akan inflasi AS yang berat untuk mencapai target The Fed sebesar 2%. Jika hal ini terjadi akan membuat bank sentral memilih menahan suku bunga.
Melansir perangkat Fedwatch para pelaku pasar melihat peluang The Fed untuk memangkas suku bunga pada tahun ini hanya terjadi sekali yakni pada pertemuan Juni sebesar 25 basis poin menjadi 4,00% - 4,25%.
Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga
Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga pada Kamis (30/1/2025) dan mengisyaratkan pemangkasan lebih lanjut pada Maret karena kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang lesu lebih diutamakan dibandingkan kekhawatiran akan inflasi yang masih bertahan.
ECB menurunkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari 2025, sesuai dengan ekspektasi. Pemangkasan ini mengurangi suku bunga fasilitas deposito menjadi 2,75%, suku bunga utama refinancing menjadi 2,90%, dan suku bunga pinjaman marjinal menjadi 3,15%.
Foto: tradingeconomics Suku Bunga ECB
Ini adalah pemangkasan suku bunga kelima oleh ECB sejak Juni, dan pasar memperkirakan masih akan ada dua atau tiga pemangkasan lagi tahun ini. Hal ini didorong oleh argumen bahwa lonjakan inflasi terbesar dalam beberapa dekade hampir terkendali dan ekonomi yang melemah membutuhkan stimulus.
"Kami tahu arah yang akan ditempuh," kata Presiden ECB Christine Lagarde dalam konferensi pers setelah keputusan tersebut.
"Tapi kecepatannya, urutannya, dan besarnya pemangkasan akan ditentukan oleh data yang akan kami kumpulkan dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, serta analisis yang dilakukan oleh staf kami," tambahnya.
Tiga pejabat ECB yang berbicara kepada Reuters pada Kamis mengatakan bahwa mereka memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada Maret akan berjalan lancar tanpa banyak perlawanan, sebelum perdebatan dalam Dewan Pemerintahan ECB mengenai pelonggaran lebih lanjut menjadi lebih intens.
Dengan ekonomi zona euro yang stagnan di kuartal terakhir akibat resesi industri dan lemahnya konsumsi, ECB diperkirakan akan tetap melanjutkan kebijakan pelonggarannya, meskipun Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga dan mengisyaratkan jeda yang cukup lama.
Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat Melambat
Ekonomi AS tumbuh sebesar 2,3% secara tahunan pada kuartal keempat 2024, laju pertumbuhan paling lambat dalam tiga kuartal, turun dari 3,1% pada kuartal ketiga dan di bawah perkiraan 2,6%, menurut estimasi awal dari Biro Analisis Ekonomi (BEA). Secara keseluruhan, ekonomi AS tumbuh 2,8% sepanjang tahun 2024.
Foto: tradingeconomics Pertumbuhan Ekonomi AS
Belanja konsumen tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, meningkat 4,2%, laju tertinggi sejak kuartal pertama 2023 (dibandingkan 3,7% pada kuartal ketiga 2024). Pengeluaran meningkat lebih cepat baik untuk barang (6,6% vs 5,6%) maupun jasa (3,1% vs 2,8%).
Di sisi lain, investasi tetap mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak kuartal pertama 2023 (-0,6% vs 2,1%), terutama disebabkan oleh investasi dalam peralatan (7,8% vs 10,8%) dan struktur (-1,1% vs -5%). Namun, investasi dalam produk kekayaan intelektual terus meningkat (2,6% vs 3,1%), dan investasi residensial bangkit kembali (5,3% vs -4,3%).
Selain itu, persediaan swasta menjadi faktor penghambat besar, mengurangi pertumbuhan sebesar 0,93 poin persentase. Baik ekspor (-0,8% vs 9,6%) maupun impor (-0,8% vs 10,7%) mengalami kontraksi, sehingga kontribusi dari perdagangan bersih tetap hampir tidak berubah. Pengeluaran pemerintah meningkat dengan laju yang lebih lambat (2,5% vs 5,1%).
Klaim Pengangguran AS Turun
Klaim pengangguran awal di AS turun sebesar 16.000 dari minggu sebelumnya menjadi 207.000 dalam periode yang berakhir pada 25 Januari, jauh di bawah perkiraan pasar sebesar 220.000. Penurunan tajam ini menarik kembali angka klaim dari level tertinggi dalam hampir dua bulan yang tercatat minggu lalu, sekaligus menyamai kisaran terendah dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, klaim lanjutan turun sebesar 42.000 dari level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun yang dicapai pada minggu sebelumnya, menjadi 1.858.000 dalam periode yang berakhir pada 18 Januari.
Hasil ini sejalan dengan pernyataan Federal Reserve bahwa pasar tenaga kerja AS telah stabil di tingkat yang solid, memberikan ruang bagi suku bunga untuk tetap berada pada level yang ketat untuk periode yang lebih lama.
Foto: tradingeconomics Klaim Awal Pengangguran AS
Kantor Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau belum memberikan komentar. Kementerian Ekonomi Meksiko juga belum merespons permintaan komentar.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Tingkat Pengangguran Jepang periode Desember pukul 6.30 WIB
Tingkat Inflasi Inti Jepang periode Januari pukul 6.30 WIB
Penjualan Ritel Jepang periode Desember 6.50 WIB
Tingkat Pengeluaran Pribadi AS periode Desember pukul 20.30 WIB