
Januari Kelabu, "Badai" Belum Berlalu

Indeks saham utama di bursa asaham AS menguat didorong oleh rilis laporan keuangan emiten, terutama dari sektor teknologi.
Dow Jones Industrial Average naik 168,61 poin atau 0,38%, ditutup di 44.882,13. Pada level tertingginya dalam sesi ini, indeks sempat bertambah hampir 300 poin. S&P 500 naik 0,53% menjadi 6.071,17, sementara Nasdaq Composite menguat 0,25% dan berakhir di 19.681,75.
Namun, laju saham sedikit tertahan menjelang penutupan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan niatnya untuk menerapkan tarif 25% pada barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko.
Sementara itu, para pelaku pasar mencermati laporan keuangan terbaru dari beberapa perusahaan teknologi raksasa.
Saham Meta Platforms dan Tesla masing-masing naik 1,6% dan 2,9%, sementara saham Microsoft turun 6,2% setelah melaporkan hasil keuangan mereka.
Kinerja pendaptand an laba Meta melampaui ekspektasi pasar. Akan tetapi saham Microsoft melemah setelah proyeksi pendapatan kuartalannya yang diperkirakan akan mengalami perlambatan laju kinerha.
"Kita punya tiga perusahaan teknologi besar yang melaporkan kinerja tadi malam, dan sebagian besar dari mereka keluar dari musim laporan keuangan ini tanpa dampak besar," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth Management.
"Ini adalah hal yang positif jika melihat jumlah keseluruhan perusahaan yang telah melaporkan dan berapa banyak yang berhasil mengalahkan ekspektasi baik dalam pendapatan maupun laba bersih."
Beberapa anggota lain dari grup 'Magnificent Seven' dijadwalkan melaporkan hasil mereka dalam beberapa hari ke depan, dengan Apple yang akan merilis laporan keuangan pada Kamis. Amazon akan menyusul minggu depan. Investor juga menantikan laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) untuk bulan Desember yang akan dirilis pada Jumat.
Di sisi lain, investor lebih berhati-hati setelah pertumbuhan PDB kuartal keempat hanya mencapai 2,3%, lebih rendah dari perkiraan.
Pada hari sebelumnya, Wall Street mengalami pelemahan setelah bank sentrals Federal Reserve menunda pemangkasan suku bunga dan mempertahankan suku bunga pinjaman di kisaran 4,25% hingga 4,5%. Dalam pernyataan setelah pertemuan, para pembuat kebijakan mencatat bahwa inflasi masih "cukup tinggi."
"Kita sekarang bisa sedikit mengesampingkan ketidakpastian soal suku bunga karena The Fed kemungkinan mempertahankannya untuk alasan yang tepat, yaitu data ekonomi yang mendukung keputusan tersebut," kata Hogan.
"Ini juga memberi mereka waktu untuk meninjau kebijakan dari pemerintahan baru dan menganalisis dampaknya terhadap ekonomi dan inflasi."
(ras/ras)