Pada Selasa malam waktu Indonesia, AS merilis data jumlah lowongan kerja yang menunjukkan penurunan sebesar 617.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober 2023, menandai level terendah sejak Maret 2021 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta.
Wall Street melemah pada perdagangan Rabu (6/12//2023) karena investor menanti data inflasi dan laporan pekerjaan.
Dow Jones kehilangan 74 poin, atau 0,2%. S &P 500 dan Komposit Nasdaq turun masing-masing 0,4% dan 0,5%.
Pasar mendapat dorongan pada awal sesi setelah data menunjukkan penurunan biaya tenaga kerja memberikan dampak positif terhadap jalur inflasi, sementara lonjakan produktivitas menandakan potensi perekonomian untuk menghindari resesi.
Data penggajian swasta dari ADP memberikan indikasi terbaru bahwa pasar kerja, yang telah lama dianggap sebagai titik lemah bagi Federal Reserve, sedang mengalami pelonggaran.
"Data penggajian ADP menunjukkan kebijakan anti-inflasi The Fed kini benar-benar mulai berlaku," kata David Russell, kepala strategi pasar global di platform investasi online TradeStation.
"Angka-angka tersebut menunjukkan soft landing, namun investor mungkin mulai khawatir terhadap resesi jika kebijakan tetap terlalu hawkish. Saat ini The Fed sedang berjuang untuk kalah."
Namun laporan ADP pada Rabu hanyalah salah satu dari serangkaian rilis data yang berfokus pada tenaga kerja yang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar selama seminggu ini.
Pada Selasa, angka Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan pekerjaan pada Oktober turun ke level terendah sejak Maret 2021. Investor akan memantau angka klaim pengangguran pada Kamis sebelum mengalihkan perhatian ke data nonfarm payrolls, upah dan tingkat pengangguran yang akan dirilis pada hari Jumat.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa data pada akhir minggu ini adalah data yang ditunggu-tunggu oleh semua orang," kata Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda.
Biaya tenaga kerja juga turun lebih besar dari perkiraan para ekonom, sementara produktivitas meningkat pada tingkat yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, data terbaru pemerintah menunjukkan.
IHSG masih akan dipenuhi volatilitas pada perdagangan hari ini karena investor masih menanti sejumlah data dari Amerika Serikat, tertama pekerjaan, yang berpengaruh terhadap ekspektasi kebijakan moneter bank sentral.
Sinyal positif datang dari data lowongan pekerjaan AS yang turun pada periode Oktober.
Jumlah lowongan pekerjaan mengalami penurunan sebesar 617.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober 2023, menandai level terendah sejak Maret 2021 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta.
Selama bulan tersebut, lowongan pekerjaan menurun di bidang layanan kesehatan dan bantuan sosial (-236.000), keuangan dan asuransi (-168.000), serta real estate dan persewaan (-49.000).
Di sisi lain, lowongan pekerjaan meningkat di bidang informasi (+39.000). Mengenai distribusi regional, lowongan pekerjaan turun di wilayah Selatan (-289,000), wilayah Barat Tengah (-193,000), wilayah Barat (-83,000) dan Timur Laut (-52,000).
Kemudian investor mencermati data pekerjaan dari ADP yang turun di bawah ekspektasi.
 Foto: tradingeconomics ADP EMployment Change |
Bisnis swasta di AS mempekerjakan 103 ribu pekerja pada November 2023, di bawah revisi turun 106 ribu bulan Oktober dan ekspektasi sebesar 130 ribu.
Sektor jasa menambah 117 ribu pekerjaan, dipimpin oleh perdagangan, transportasi & utilitas (55 ribu); pendidikan & kesehatan (44K); kegiatan keuangan (11K) dan informasi (4K) sedangkan kehilangan pekerjaan terjadi di bidang rekreasi dan perhotelan (-7K) dan jasa profesional/bisnis (-5K).
Sementara itu, sektor barang kehilangan 14 ribu pekerjaan, karena sektor manufaktur (-15 ribu) dan konstruksi (-4 ribu).
Sementara itu, pertumbuhan upah terus melambat, dengan mereka yang tetap bekerja mengalami kenaikan gaji sebesar 5,6%, yang merupakan kenaikan gaji terkecil sejak September 2021.
Para pekerja yang berpindah pekerjaan mengalami kenaikan gaji sebesar 8,3%, yang merupakan peningkatan terendah sejak Juni 2021.
"Restoran dan hotel merupakan pencipta lapangan kerja terbesar. selama masa pemulihan pascapandemi. Namun peningkatan tersebut sudah berlalu, dan kembalinya tren sektor rekreasi dan perhotelan menunjukkan perekonomian secara keseluruhan akan mengalami pertumbuhan perekrutan dan upah yang lebih moderat pada tahun 2024", kata Nela Richardson, kepala ekonom, ADP.
Kemudian investor juga akan mencermati data klaim awal tunjangan pengangguran.
Berdasarkan proyeksi Trading Economics, akan terjadi kenaikan menjadi 225 ribu pada pekan yang berakhir pada 2 Desember 2023.
Pada periode sebelumnya angka menunjukkan 218 ribu, naik 7 ribu dari jumlah revisi yang dilaporkan pada minggu sebelumnya yaitu 211.000.
Angka pekerjaan yang cenderung melandai membuat potensi inflasi AS yang dapat ditekan ke depan mengingat jumlah lowongan kerja yang tersedia semakin berkurang sehingga kesempatan bekerja bagi tenaga kerja semakin sedikit.
Inflasi AS yang melandai dan terus mendekati target bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yakni 2% mengindikasikan bahwa suku bunga The Fed berpotensi tidak mengalami kenaikan ke depan.
Saat ini suku bunga The Fed berada di level 5,25-5,5%. Sementara survei pelaku pasar CME FedWatch menunjukkan bahwa pertemuan Desember 2023 dan Januari 2024 berpotensi The Fed menahan suku bunganya dan pasar berekspektasi cut rate akan dilakukan pada Maret 2024 sebesar 25 basis poin (bp).
Ketika suku bunga The Fed melandai, maka selisih antara BI rate dengan The Fed akan semakin jauh sehingga rupiah berpotensi semakin terapresiasi.
 Foto: FEDWatch Ekspektasi Suku Bunga The Fed |
Selain data dari Amerika Serikat, investor juga akan mencermati data dari China yakni neraca perdagangan yang diperkirakan meningkat pada periode November 2023.
Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics, data nerca dagang China diperkirakan senilai US$58 miliar. Tumbuh dari periode sebelumnya sebesar US$56,5 miliar.
Meskipun bertumbuh, nilai ekspor China diperkirakan akan tumbuh negatif sebesar 1,1%. Sementara impor tumbuh 3,3%, cenderung stabil dari periode sebelumnya yakni 3%.
Kabar lain dari China adalah Moody's menurunkan peringkat kredit China. Lembaga pemeringkat ini menurunkan 'outlook' peringkat utang A1 China menjadi "negatif" dari "stabil".
Moody's mengatakan penurunan terjadi akibat biaya untuk memberikan dana talangan (bailout) kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara akan membebani perekonomian China. Belum lagi rencana untuk mengendalikan krisis properti.
Sementara itu, dari dalam negeri investor akan mencermati rilis data makro ekonomi Indonesia seperti Cadangan Devisa Indonesia periode November 2023 yang akan dirilis pada hari Kamis (7/12/2023) dan pada Jumat akan dirilis Kepercayaan Konsumen Indonesia periode November 2023 serta Penjualan Ritel Indonesia secara tahunan (yoy).
Diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2023 tetap tinggi sebesar US$133,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2023 sebesar US$134,9 miliar.
Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan sehubungan dengan semakin meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Neraca Dagang China periode November 2023 (10:00 WIB),
- Cadangan Devisa Indonesia (10.00 WIB).
- Klaim Tunjangan Pengangguran (20.30 WIB)
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
- RUPS Luar Biasa AVIA (09:40 WIB),
- RUPS Luar Biasa BMHS (13:00 WIB),
- RUPS Luar Biasa BTPN (09:00 WIB),
- RUPS Luar Biasa COCO (10:00 WIB),
- RUPS Luar Biasa HERO (14:30 WIB),
- RUPS Luar Biasa KKGI (10:30 WIB),
- RUPS Luar Biasa TOBA (14:00 WIB),
- RUPS Luar Biasa WICO (10:00 WIB),
- IPO SURI
- Dividen Kas POWR
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.