Internasional

Perang Minggir, Kabar Buruk Datang dari China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 December 2023 21:05
FILE - This August 2010 file photo shows a sign for Moody's Corp. in New York. Moody's is expected to report financial earnings Friday, Oct. 21, 2016. (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Moody's (AP Photo/Mark Lennihan, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Moody's menurunkan peringkat kredit China. Lembaga pemeringkat berbasis di Amerika Serikat (AS) ini menurunkan 'outlook' peringkat utang A1 China menjadi "negatif" dari "stabil".

Moody's mengatakan penurunan terjadi akibat biaya untuk memberikan dana talangan (bailout) kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara akan membebani perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Belum lagi rencana untuk mengendalikan krisis properti.

"Beijing kemungkinan perlu memberikan lebih banyak dukungan kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara yang terlilit utang, yang menimbulkan risiko negatif yang luas terhadap kekuatan fiskal, ekonomi, dan kelembagaan China," menurut laporan tersebut, seperti dikutip Reuters, Rabu(6/12/2023).

"Peningkatan risiko terkait dengan penurunan pertumbuhan ekonomi jangka menengah secara struktural dan terus-menerus serta perampingan sektor properti yang sedang berlangsung".

Ini adalah perubahan pertama yang dilakukan Moody's terhadap peringkat China sejak menurunkan peringkatnya satu tingkat menjadi A1 pada tahun 2017 ketika tingkat utang meningkat. Moody's mengafirmasi peringkat A1 dengan menyatakan bahwa perekonomian China masih memiliki kapasitas penyerapan guncangan yang tinggi, di mana pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat menjadi 4,0% pada tahun 2024 dan 2025, dan rata-rata sebesar 3,8% dari tahun 2026 hingga 2030.

Sebenarnya, penurunan ini dilakukan kurang dari sebulan setelah Moody's melakukan hal yang sama terhadap peringkat triple-A AS. Secara historis, sekitar sepertiga emiten telah diturunkan peringkatnya dalam waktu 18 bulan sejak penetapan prospek peringkat negatif.

Kementerian Keuangan China menyebut keputusan tersebut mengecewakan. Mereka mengatakan perekonomian akan pulih dan krisis properti serta kekhawatiran utang pemerintah daerah dapat dikendalikan.

"Kekhawatiran Moody's terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Tiongkok, keberlanjutan fiskal, dan aspek lainnya tidak diperlukan," kata kementerian tersebut.

Saham-saham blue-chip merosot hampir 2% mendekati level terendah dalam lima tahun di tengah kekhawatiran pertumbuhan. Berapa juga mengutip spekulasi mengenai pernyataan Moody's sebelum dirilis.

"Bank-bank besar milik negara China, yang telah mendukung mata uang yuan sepanjang hari, menghentikan penjualan dolar AS karena berita tersebut," kata salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Biaya asuransi utang negara China terhadap gagal bayar naik ke level tertinggi sejak pertengahan November. Sementara saham perusahaan kelas berat China Alibaba dan JD.com yang terdaftar di AS masing-masing turun 1% dan 2%.

"Untuk saat ini pasar lebih khawatir terhadap krisis properti dan lemahnya pertumbuhan, dibandingkan dengan risiko utang negara," kata Ken Cheung, kepala strategi FX Asia di Mizuho Bank di Hong Kong.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Moody's Turunkan Peringkat 10 Bank AS Satu Tingkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular