
Waspada! Kabar Buruk dari Amerika, China dan Rusia Serbu RI

Memanasnya situasi di Ukraina akan kian menambah suram kondisi global. Pasalnya, China juga melaporkan lonjakan kasus Covid-19.
Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Covid-19 China (CDC) melaporkan kasus Covid-19 mencapai puncak dengan lebih dari 7 juta infeksi setiap hari sekitar 22 Desember lalu. Kematian juga mencapai rekor dengan menembus lebih dari 4.000 kasus di 4 Januari 2023.
" Kasus melebihi 7 juta per hari dan jumlah konsultasi rawat jalan harian memuncak pada 2,867 juta ... Hampir 6.000 orang dengan Covid-19 meninggal di rumah sakit 1 Januari," tulis lembaga itu, sebagaimana dimuat Reuters.
Data tersebut muncul setelah seorang ilmuwan terkemuka mengatakan pada akhir pekan bahwa 80% dari 1,4 miliar populasi China telah terinfeksi.
Lonjakan kasus di China bisa membalikkan arah tone positif ke negatif. Seperti diketahui, dunia menyambut positif pelonggaran kebijakan Covid-19 di China karena bisa menggerakkan ekonomi lebih cepat.
Namun, dengan situasi yang terjadi sekarang maka China bisa kembali melakukan pengetatan kebijakan.
Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari kebijakan pemerintah terkait devisa hasil ekspor (DHE).
Pemerintah tengah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2019 tentang DHE. Salah satu revisi tersebut adalah mewajibkan eksportir untuk menahan DHE mereka selama tiga bulan.
Langkah ini diharapkan bisa menambah pasokan dolar AS sekaligus memperkuat posisi nilai tukar rupiah. Namun, kebijakan tersebut juga dikhawatirkan bisa membuat eksportir tidak nyaman sehingga ekspor akan terganggu.
Sentimen dalam negeri lainnya adalah laporan keuangan BCA. Sore hari ini, bank swasta terbesar di Indonesia tersebut akan mengumumkan kinerja mereka pada kuartal IV-2022 sekaligus full year 2022.
Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) juga akan mengumumkan tingkat bunga simpanan.
Tingkat bunga penjaminan rupiah di bank umum kini berada di level 3,75%, untuk valas di bank umum menjadi 0,75%, dan untuk rupiah di BPR menjadi 6,25%.
LPS diperkirakan akan menaikkan tingkat bunga pinjaman perbankan seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang sudah mencapai 225 bps.
Sementara itu, sejumlah data penting akan dirilis hari ini. AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi advance estimate untuk kuartal IV-2022, data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada pekan yang berakhir 21 Januari 2023, serta data penjualan rumah baru untuk Desember 2022.
Data-data tersebut aka menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneter mereka pada rapat FOMC 31 Januari-1 Februari 2023.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya IHSG memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 6714 - 6921.
"Pergerakan IHSG saat ini masih menunjukkan pola sideway dengan potensi tekanan terbatas. Hingga beberapa waktu mendatang pergerakan IHSG juga akan diwarnai oleh masa masa rilisnya laporan kinerja emiten full year 2022," tutur William Surya dalam analisisnya.
(mae/mae)