Newsletter

Waspada! Kabar Buruk dari Amerika, China dan Rusia Serbu RI

Maesaroh, CNBC Indonesia
26 January 2023 05:56
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Keterpurukan IHSG mengikuti pergerakan bursa Wall Street AS yang juga melemah. Pada penutupan perdagangan Selasa dan (24-25/1/2023), Indeks S&P 500 dan Nasdaq  melemah sementara indeks Dow Jones menguat .

Bursa AS melandai karena banyaknya laporan keuangan perusahaan yang di bawah ekspektasi. Sementara itu, bursa Asia-Pasifik ditutup beragam dengan mayoritas menguat pada perdagangan Rabu (25/1/2023).

 

 Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup menguat 0,35%, Straits Times Singapura melonjak 1,79%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,39%. Indeks ASX 200 Australia ditutup melemah 0,3%.

 Sementara untuk pasar saham China dan Hong Kong pada hari ini masih belum dibuka karena masih libur Imlek 2022.

Senada dengan IHSG, mata uang rupiah juga berakhir di zona merah. Mata uang Garuda ditutup melemah 0,5% di posisi Rp 14.960/US$1.

Pelemahan tersebut mengakhiri kinerja cemerlang rupiah yang menguat tajam selama dua hari pada Jumat pekan lalu dan Selasa pekan ini.

Rupiah justru melemah setelah pemerintah mewajibkan eksportir menahan DHE di sistem keuangan dalam negeri selama tiga bulan. Aturan tersebut diharapkan sudah berlaku pada semester I-2023.

Seperti diketahui, pemerintah tengah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2019 tentang DHE.

"Sedang disusun ijin prakarsanya untuk PP Nomor 1. Insya Allah (semester I implementasi). Kita harus mengamankan devisa hasil ekspor," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Sementara itu, yield atau imbal hasil SBN tenor 10 tahun seri benchmark stagnan di posisi 6,62%.  Imbal hasil sempat turun jauh dari 6,68% pada Kamis pekan lalu (19/1/2023) menjadi 6,62% pada Selasa pekan ini.

Melandainya yield menandai jika SBN laris dicari investor karena harganya yang naik.

Penurunan yield salah satunya dibantu oleh derasnya capital inflow. Tidak hanya membeli Surat Utang Negara (SUN), minat investor asing juga melonjak untuk membeli Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk.

Pada lelang sukuk, Selasa (24/1/2023), penawaran dari asing menembus Rp 7,6 triliun. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dibandingkan pada lelang sebelumnya (10/1/2023) yakni sebesar Rp 3,38 triliun.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular